(Yogyakarta, 14/05/2025) — Rangkaian Suluh Sumurup Art Festival (SSAF) 2025 dimulai dengan terselenggaranya Workshop Gallery Sitter pada Rabu, 14 Mei 2025 pukul 13.00 WIB di Lobby Galeri Pameran – Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Kegiatan ini menjadi langkah awal menuju festival seni rupa difabel yang akan digelar pada 15 hingga 23 Mei 2025, mengusung tema “Jejer”.
Sebagai pembuka festival, workshop ini berfokus pada pelatihan gallery sitter, yakni individu yang bertugas menjaga dan mendampingi pengunjung di ruang galeri. Lebih dari sekadar petugas, gallery sitter memiliki peran strategis dalam menciptakan suasana galeri yang inklusif, ramah, dan aksesibel, khususnya bagi pengunjung disabilitas. Workshop ini menghadirkan dua fasilitator berpengalaman, Budi Darma “Butong” dan I Made Sudana, yang membagikan praktik terbaik dan pendekatan empatik dalam pengelolaan ruang pameran.
Melalui diskusi dan simulasi langsung, peserta diajak untuk memahami cara-cara mendampingi pengunjung dengan kebutuhan khusus—baik tunanetra, tunarungu, pengguna kursi roda, maupun dengan hambatan kognitif. Fokus utama dari pelatihan ini adalah mendorong kesadaran bahwa seni adalah milik semua orang, dan ruang seni seharusnya dapat diakses dengan setara oleh siapa pun.
Suluh Sumurup Art Festival (SSAF) 2025 sendiri merupakan sebuah inisiatif seni rupa yang berfokus pada karya dan partisipasi seniman penyandang disabilitas. Mengusung tema “Jejer”, festival ini hadir sebagai ruang perayaan kesetaraan, di mana para difabel tidak lagi diposisikan sebagai objek belas kasih, tetapi sebagai subjek utama yang mandiri, kreatif, dan vokal dalam ekspresi seni dan kehidupan.
Workshop ini diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa seni, relawan, pelaku galeri, komunitas difabel, hingga masyarakat umum yang memiliki kepedulian terhadap dunia seni yang lebih inklusif. Kegiatan ini juga terbuka dan gratis untuk umum, menandai semangat SSAF 2025 dalam membuka akses pembelajaran dan partisipasi seluas-luasnya.
Dengan dilaksanakannya workshop ini, diharapkan para gallery sitter dapat menjadi ujung tombak dalam mewujudkan pengalaman seni yang humanis dan menyeluruh. Tidak hanya menjaga karya, tetapi juga merawat interaksi dan memastikan bahwa setiap individu dengan segala keterbatasan dan kelebihannya dapat menikmati karya seni secara bermartabat.
SSAF 2025 akan berlangsung selama sembilan hari penuh di Taman Budaya Yogyakarta, dengan rangkaian program berupa pameran seni rupa, diskusi, pertunjukan, dan berbagai lokakarya tematik. Festival ini menjadi panggung kolaboratif yang menunjukkan bahwa inklusi bukan sekadar wacana, tetapi praktik nyata yang dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan suluh yang menyala dan posisi “jejer” yang setara, Suluh Sumurup Art Festival 2025 mengajak kita semua untuk menengok kembali nilai-nilai kemanusiaan, solidaritas, dan keberdayaan melalui bahasa universal: seni.