(Yogyakarta, 20/09/2025) — Taman Budaya Yogyakarta (TBY) dipenuhi gelak tawa dan antusiasme peserta dari berbagai usia. Puluhan peserta, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, mengikuti workshop AFC (Art for Children) Seni Rupa: Kreasi Mainan Kreatif. Workshop ini merupakan bagian dari program TBY yang dikemas menjadi Ruang Pojok Kreatif, sebuah inisiatif yang menjadikan TBY sebagai laboratorium kreatif bagi masyarakat. Pada edisi kali ini, Ruang Pojok Kreatif hadir di Pasar Kangen TBY 2025, sehingga pengunjung tidak hanya bisa menikmati kuliner dan kerajinan, tetapi juga merasakan pengalaman seni yang interaktif.

Mengubah Benda Sederhana Menjadi Karya Seni

Workshop dibuka dengan sesi membuat barongsai dari bahan-bahan sederhana yang mudah ditemukan di rumah, seperti piring kertas atau piring kue kertas, origami, dan kancing baju. Dengan bimbingan fasilitator, peserta diajak membebaskan imajinasi untuk menciptakan karya unik dan penuh warna. Proses kreatif ini membuktikan bahwa seni dapat hadir dalam bentuk apa saja, bahkan dari benda sederhana di sekitar kita.

Yuswantoro Adi, salah satu pengajar AFC, menjelaskan filosofi di balik kegiatan ini. “Harapan kami tentu saja ingin memperkenalkan bahwa seni rupa itu macamnya banyak,” ujarnya. Ia menekankan bahwa seni rupa tidak selalu berupa lukisan di galeri, tetapi juga bisa hadir dalam benda fungsional sehari-hari, misalnya pemilihan motif taplak, bantal, atau gorden di rumah. “Ketika mereka memakai baju, memadukan baju ini dengan rok, itu juga seni rupa,” imbuhnya.

Ia menambahkan, “Sebetulnya, bagi anak-anak, kesenian itu kita saja yang menamainya sebagai seni rupa, seni tari, atau seni musik.” Menurutnya, anak-anak suka meniru, berakting, atau mencoret-coret tanpa harus menjadi pelukis. “Kira-kira harapan dengan kegiatan seperti ini, kesenian tidak lagi berjarak.” Dengan pendekatan ini, seni menjadi bagian dari keseharian yang bisa dinikmati semua orang, tanpa mengenal batasan.

Setelah berhasil membuat barongsai, keseruan berlanjut pada sesi kedua: membuat mainan keseimbangan. Dengan bimbingan fasilitator, peserta menggunakan dua sumpit yang diberi pemberat dari lilin atau plastisin di kedua ujungnya. Di bagian tengah, sebuah gambar dilukis atau ditempel, menciptakan mainan unik yang bergoyang-goyang tanpa jatuh. Aktivitas ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mengajarkan konsep keseimbangan.

Cerita Peserta: Menemukan Pengalaman Baru dan Kegembiraan

Antusiasme datang tidak hanya dari anak-anak, tetapi juga peserta dewasa seperti Ratna dan Mutia. Keduanya datang dari kota berbeda dan mengaku penasaran dengan konsep workshop. “Awalnya kami kepo tentang acara ini karena bikin mainan kreasi, penasaran bikin mainan seperti apa sih, keseruan seperti apa sih, jadi tertarik untuk ngikutin acara ini,” ujar Ratna. Senada dengannya, Mutia menambahkan, “Saya penasaran yang toys itu bikin apa, terus coba-coba ikut siapa tahu ada pengalaman baru.”

Selama workshop, mereka menemukan bahwa kegiatan ini bukan hanya menyenangkan, tetapi juga membawa kembali kenangan masa kecil. “Kesannya bener-bener seru, jadi ingat masa lalu. Hal-hal sederhana ini bisa bikin hati kita gembira,” cerita Ratna.

Seni yang Terus Hidup

Sebagai penutup, setiap peserta tidak hanya membawa pengalaman berharga dan memori manis, tetapi juga hasil karya mereka — barongsai dan mainan keseimbangan — yang bisa dimainkan atau dipamerkan di rumah. Dengan begitu, seni tidak berhenti di workshop ini, melainkan terus hidup dan menginspirasi di lingkungan masing-masing. Acara ini membuktikan bahwa Ruang Pojok Kreatif di Pasar Kangen TBY 2025 berhasil menjadi jembatan yang mendekatkan seni dengan masyarakat, menjadikannya nyata, menyenangkan, dan dapat dinikmati semua kalangan.