Yogyakarta (16/4/2024), Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan acara Syawalan di Gedung Societiet Militaire, Taman Budaya Yogyakarta. Acara ini tidak sekadar merayakan momen keagamaan, tetapi juga menyatukan keluarga besar Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY dengan kehangatan dan keakraban. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh karyawan dan karyawati Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, baik yang merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun non-ASN.

Acara dibuka dengan sambutan yang penuh kelembutan dari Ibu Dian Lakshmi Pratiwi, SS. M.A., selaku Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY. Beliau menyampaikan ucapan selamat Idul Fitri 1445 H kepada seluruh peserta acara, sambil juga memohon maaf atas segala kesalahan yang telah terjadi dalam interaksi sehari-hari. Suasana hangat semakin terasa ketika Sekretaris Dinas Kebudayaan, Cahyo Widayat, membacakan ikrar syawalan, meneguhkan komitmen bersama untuk menjaga kebersamaan dan memperkuat hubungan kolektif.

Salah satu momen paling emosional dalam acara ini adalah pemberian Tali Asih kepada para purna tugas di Dinas Kebudayaan DIY.  Penghargaan ini bukan sekadar simbol, tetapi juga pengakuan atas dedikasi dan pengabdian mereka selama bertahun-tahun dalam memajukan dalam bidang kebudayaan di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Suasana syawalan semakin diperkaya dengan tausiah hikmah yang disampaikan oleh Bapak H.M. Yusli Harun, S.E., M.Sc., selaku Pengasuh Yayasan Suluh Melayu Nusantara. Dalam pemaparannya, beliau menggali lebih dalam tentang makna yang terkandung dalam tradisi halal bihalal, sebuah praktik yang secara khas dilaksanakan di wilayah Nusantara. Beliau menyoroti bagaimana tradisi ini tidak sekadar tentang bermaaf-maafan, tetapi juga mencerminkan kearifan lokal dalam memelihara hubungan yang harmonis antara sesama. Dengan bijak, beliau menegaskan pentingnya menjaga nilai-nilai kebersamaan, saling menghormati, dan merawat persatuan, yang menjadi landasan utama dalam tradisi halal bihalal. Dengan demikian, paparannya memberikan wawasan yang mendalam tentang kekayaan budaya lokal yang patut dipelihara dan dijunjung tinggi.

Setelah penyampaian hikmah tersebut, suasana kemudian menjadi lebih sakral saat seluruh peserta acara saling memaafkan secara simbolis dalam kegiatan halal bihalal. Satu per satu, karyawan dan karyawati menyatukan kedua telapak tangan sebagai tanda dari pemulihan hubungan yang harmonis dan penuh kasih sayang. 

Acara Syawalan Keluarga Besar Dinas Kebudayaan DIY tidak hanya sekadar menjadi ajang berkumpul dan bersenang-senang, tetapi juga menjadi momentum penting untuk mempererat silaturahmi dan memperkuat semangat moderasi beragama. Dengan demikian, diharapkan kebersamaan dan toleransi akan terus mengakar dalam setiap interaksi dan aktivitas kebudayaan di Daerah Istimewa Yogyakarta.