(Yogyakarta, 13/10/2025) Dalam rangkaian Pameran Seni Rupa Nandur Srawung #12, Taman Budaya Yogyakarta (TBY) menghadirkan lokakarya Sound Healing “Mandala Eling”. Acara ini digelar pada Senin (13/10) di  Teras Nandur Waras, Gedung Militaire Societeit sebagai bagian dari tema pameran tahun ini, Eling | Awakening, yang bertujuan untuk membangkitkan kesadaran penuh di tengah hiruk pikuk krisis global.

Dipandu oleh Mira Astra, seorang praktisi Holistic Sound Healing, lokakarya ini mengajak peserta untuk menelusuri harmoni bunyi dan kesadaran diri. Sesi ini berpusat pada resonansi mendalam dari tingsha bell, dan singing bowl campuran tujuh logam emas, perak, merkuri, tembaga, besi, timah, timbal yang ditempa secara tradisional. Getaran suara yang dihasilkan instrumen tersebut berfungsi sebagai medium untuk mencapai konsep Eling dalam falsafah Jawa, yang berarti kesadaran yang utuh, baik secara fisik maupun batiniah. 

Tiga Pilar Metode Sound Healing

Sesi sound healing ini dibagi menjadi tiga sesi agar para peserta dapat merasakan relaksasi secara optimal. Mira menjelaskan bahwa metode yang ia terapkan dalam lokakarya ini dibangun di atas tiga sesi fundamental yang bertujuan untuk memulihkan dan menguatkan energi peserta. 

“Metode yang digunakan dalam tiga sesi ini, satu, untuk pengaktivasian mandala tubuh di mana napas merupakan bagian terpenting dalam kehidupan kita. Yang kedua adalah pengaktivasian dari cakra-cakra tubuh, dari cakra mahkota sampai ke cakra dasar. Kemudian yang ketiga adalah pendeteksian awal untuk lapisan energi,” jelasnya. 

Dari Gizi hingga Harapan Jangka Panjang

Setelah tiga sesi tersebut selesai, Mira menekankan bahwa kesadaran untuk memperhatikan tubuh harus menyeluruh, tidak hanya soal skincare, tetapi juga mencakup asupan gizi yang tepat sebagai bentuk perawatan fisik dari dalam.

Terkait dampak panjang, Mira menyampaikan harapannya dalam lokakarya tersebut. “Harapan saya kedepannya adalah semoga aktivasi energi Mandala Eling dapat bermanfaat, membawa keberkahan, dan juga kebaikan-kebaikan bagi peserta,” tutupnya. 

Salah satu peserta, Nadia, mengaku lokakarya memberikan pengalaman berbeda. “Kesannya adalah luar biasa, bisa relaksasi, terus juga bisa terkoneksi sama teman-teman disampingku. Bisa ngerasain frekuensi-frekuensi, pastinya ada frekuensi dari singing bowl yang macam-macam, ukuran diameternya. Lalu, nanti untuk beberapa minggu ke depan bahkan, itu ada proses untuk penyembuhan,” ungkapnya. 

Lokakarya Sound Healing Mandala Eling ini membuktikan bahwa seni tidak hanya hadir dalam wujud visual, namun juga dapat dinikmati melalui resonansi yang menyentuh batin. Dengan demikian, Mandala Eling melengkapi ragam acara Nandur Srawung #12 yang difasilitasi oleh Taman Budaya Yogyakarta (TBY) sebagai ruang seni dan juga mempromosikan penyembuhan bagi kesadaran peserta.