Yogyakarta (27/06/2024) - Taman Budaya Yogyakarta (TBY) kembali menghadirkan kemeriahan seni budaya Jawa melalui gelaran Pentas Rebon yang diadakan di Concert Hall. Acara yang dihelat tai malam sukses menyedot animo masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Tercatat, lebih dari 1000 penonton memadati Concert Hall, bahkan tak sedikit yang rela berdiri dan lesehan demi menyaksikan pertunjukan.
Pentas Rebon kali ini menghadirkan perpaduan seni yang memukau, yaitu teater, dagelan Mataraman, dan ketoprak. Kolaborasi ini menjadi daya tarik utama, di mana para penonton disuguhkan pertunjukan yang kaya akan variasi dan tidak membosankan. Perpaduan ini bagaikan sebuah orkestra yang menghasilkan simfoni yang indah dan harmonis.
Teater dengan judul “Jalan Pintas” membuka layar dengan kisah problematika hidup manusia dan bagaimana setiap orang memiliki jalan pintas masing-masing untuk menyelesaikannya. Pertunjukan ini dikemas dengan apik, menghadirkan realitas kehidupan yang relatable dengan akting memukau dari para pemain. Jalan cerita yang sarat makna ini mampu menggugah hati dan pikiran para penonton, mengajak mereka untuk merenungkan arti hidup dan pilihan-pilihan yang mereka buat.
Setelah itu, dilanjutkan dengan pertunjukan Dagelan Mataram yang berjudul "Gina Sebelum 7 Hari". Dagelan ini menghadirkan humor segar dan kocak yang berhasil mengundang tawa para penonton. Akting yang spontan dan improvisasi yang cerdas dari para pemain dagelan membuat suasana Concert Hall menjadi penuh keceriaan. Menjadi penyeimbang dalam pertunjukan pada Pentas Rebon bulan Juni ini.
Sebagai penutup pertunjukkan, Ketoprak "Mendung di Langit Majapahit membawa para penonton menelusuri perjalanan sejarah kejayaan dan kejatuhan Kerajaan Majapahit. Kostum yang indah, tata rias yang apik, dan dialog yang sarat makna membawa suasana seolah-olah berada di masa lampau. Alur cerita yang penuh intrik dan perebutan kekuasaan ini dikemas dengan menegangkan, membuat para penonton penasaran dan ingin mengikuti kisah hingga akhir.
Antusiasme masyarakat terhadap Pentas Rebon menunjukkan bahwa seni budaya Jawa masih memiliki tempat di hati masyarakat. Acara ini menjadi bukti bahwa Yogyakarta tidak hanya kaya akan wisata alamnya, tetapi juga kekayaan seni budayanya yang perlu terus dilestarikan.
Suksesnya Pentas Rebon menjadi bukti komitmen TBY dalam melestarikan dan mengembangkan seni budaya Jawa. Upaya ini diharapkan dapat terus meningkatkan minat masyarakat terhadap seni budaya, khususnya generasi muda. Pentas Rebon tidak hanya menghadirkan hiburan semata, tetapi juga pesan moral dan nilai-nilai budaya luhur yang dapat dipetik oleh para penonton.
Keunikan Pentas Rebon terletak pada kolaborasi tiga jenis seni yang berbeda, yaitu teater, dagelan Mataraman, dan ketoprak. Perpaduan ini menghasilkan pertunjukan yang kaya akan variasi dan tidak membosankan, memberikan pengalaman baru bagi para penonton. Pentas Rebon juga mengangkat cerita yang sarat makna dan pesan moral. Cerita-cerita yang ditampilkan tidak hanya menghibur, tetapi juga dapat memberikan pelajaran dan renungan bagi para penonton. Selain itu, Pentas Rebon melibatkan para seniman lokal Yogyakarta. Hal ini menunjukkan komitmen TBY untuk mendukung dan mengembangkan seni budaya lokal. Memberikan kesempatan bagi para seniman lokal untuk unjuk gigi dan memperkenalkan karya mereka kepada masyarakat luas.
Pentas Rebon di Taman Budaya Yogyakarta merupakan sebuah acara yang patut diapresiasi. Acara ini tidak hanya menghadirkan hiburan yang berkualitas, tetapi juga memberikan kontribusi positif dalam pelestarian dan pengembangan seni budaya Jawa.
Sebagai penutup, Pentas Rebon menjadi sebuah pengingat bahwa kekayaan seni budaya Jawa perlu terus dilestarikan dan ditumbuhkan minatnya, khususnya di kalangan generasi muda. Dengan upaya berkelanjutan dari berbagai pihak, diharapkan seni budaya Jawa dapat terus berkembang dan menjadi bagian integral dari identitas bangsa Indonesia.