Yogyakarta (25/7/2024) – Setelah sukses menggelar pameran yang meriah diawal bulan, semangat kreativitas di dunia fotografi Yogyakarta kembali berkobar dalam sebuah sarasehan bertajuk "Rana Budaya & Ragam Fotografi di Yogyakarta". Acara yang berlangsung di ruang seminar Taman Budaya Yogyakarta ini menghadirkan para tokoh penting dalam dunia seni kontemporer, seperti Rangga Purbaya, Aji Susanto A.P., M.Sn., Arsita Pinandita, M.Sn., dan Budi Yuwono, S.Sn., M.Sn. Diskusi hangat ini dihadiri oleh para seniman, akademisi, dan pencinta seni khususnya fotografi.

Sarasehan ini menjadi wadah bagi para peserta untuk saling bertukar pikiran dan wawasan mengenai perkembangan fotografi kontemporer, khususnya di Yogyakarta. Pembahasan yang kaya akan ide-ide segar ini mengupas tuntas berbagai aspek fotografi, mulai dari penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam proses kreatif hingga peran fotografi dalam mendokumentasikan dan menginterpretasikan budaya.

Salah satu topik utama yang menarik perhatian adalah penggunaan teknologi AI dalam dunia fotografi. Para narasumber sepakat bahwa AI telah membuka pintu bagi para seniman untuk bereksperimen dengan teknik-teknik baru dan menciptakan karya-karya yang sebelumnya dianggap mustahil. AI dapat digunakan untuk menghasilkan gambar-gambar yang sangat realistis, memanipulasi foto secara kreatif, hingga menciptakan karya seni generatif.

Namun, di sisi lain, muncul kekhawatiran mengenai potensi penyalahgunaan teknologi AI dalam dunia seni. Beberapa peserta menyoroti pentingnya menjaga orisinalitas dan keaslian karya seni di tengah maraknya penggunaan AI. Mereka menekankan bahwa teknologi hanyalah sebuah alat, dan yang terpenting adalah bagaimana seorang seniman mampu memanfaatkannya untuk mengekspresikan ide-ide kreatifnya.

Selain membahas teknologi AI, para peserta juga mendiskusikan peran fotografi dalam mendokumentasikan budaya dan kehidupan sehari-hari. Yogyakarta sebagai kota budaya, memiliki potensi besar untuk didokumentasikan melalui lensa kamera. Fotografi tidak hanya berfungsi sebagai catatan sejarah, tetapi juga sebagai media untuk mengungkap keindahan dan keragaman budaya yang ada.

Lebih jauh lagi, fotografi juga dapat menjadi sarana untuk mengekspresikan diri dan menyampaikan pesan-pesan tertentu. Para seniman fotografi seringkali menggunakan karya-karyanya untuk mengkritik kondisi sosial, politik, atau lingkungan. Melalui fotografi, mereka dapat menyuarakan keprihatinan dan mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap isu-isu yang sedang terjadi.

Dalam diskusi yang berlangsung, para peserta juga membahas berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi oleh dunia fotografi di masa depan. Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana para fotografer dapat tetap relevan di era digital yang serba cepat. Munculnya media sosial dan smartphone telah mengubah cara kita mengonsumsi dan memproduksi gambar.

Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat juga banyak peluang yang terbuka lebar. Pertumbuhan industri kreatif dan pariwisata di Yogyakarta, misalnya, memberikan peluang bagi para fotografer untuk mengembangkan bisnis mereka. Selain itu, semakin banyaknya platform online yang menyediakan ruang bagi para fotografer untuk memamerkan karya-karyanya juga menjadi angin segar bagi perkembangan dunia fotografi.

Sarasehan "Rana Budaya & Ragam Fotografi di Yogyakarta" telah menjadi ajang yang sangat bermanfaat bagi para pelaku seni rupa di Yogyakarta. Melalui diskusi yang mendalam, para peserta dapat memperkaya wawasan dan memperluas jaringan mereka. Acara ini juga menunjukkan bahwa fotografi masih menjadi medium yang relevan dan dinamis untuk mengeksplorasi berbagai ide dan gagasan kreatif.

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, para seniman fotografi di Yogyakarta diharapkan dapat terus berkarya dan menghasilkan karya-karya yang bernilai estetika dan memiliki makna sosial. Semoga sarasehan ini dapat menjadi inspirasi bagi para generasi muda untuk lebih aktif berkecimpung dalam dunia fotografi dan turut serta memajukan seni di Indonesia.