(Yogyakarta, 23 November 2024) – Puncak acara Pameran dan Pentas Akhir Bimbingan Seni Anak Art for Children (AFC) 2024 berlangsung meriah dan penuh semangat di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta. Program ini menjadi ajang penampilan karya seni terbaik dari para peserta anak-anak yang mengikuti bimbingan dalam kategori Sastra, Vokal, dan Ansambel Musik. Sebagai puncak dari rangkaian kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, acara ini tidak hanya mengedepankan bakat dan kreativitas anak-anak, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebangsaan yang mendalam.
Pertunjukan pembuka dari kelas Sastra menampilkan sebuah puisi berjudul "Negeriku Puisiku", yang diciptakan dan dibacakan oleh anak-anak AFC. Puisi ini mengangkat tema nasionalisme, sebuah ungkapan cinta tanah air yang hadir dalam diri setiap warga negara, terutama anak-anak yang merasa memiliki tanggung jawab terhadap negeri ini. "Negeriku Puisiku" menggambarkan betapa pentingnya nasionalisme bagi generasi penerus bangsa, yang meskipun masih muda, sudah mampu mengekspresikan perasaan cinta mereka melalui kata-kata yang menggugah.
"Puisi ini bukan sekadar karya sastra, tetapi juga cerminan kegundahan, keindahan, dan keterikatan anak-anak terhadap bangsa ini. Dalam puisi ini, mereka mengungkapkan pandangan mereka tentang perjalanan bangsa yang penuh liku, dengan harapan bahwa apa yang mereka rasakan saat ini akan menjadi jejak yang menginspirasi generasi mendatang," ujar Dra. Purwiati, Kepala Taman Budaya Yogyakarta, yang juga hadir sebagai salah satu mentor dalam kegiatan ini.
Anak-anak yang tampil dalam kelas Sastra menunjukkan pemahaman mendalam tentang kondisi bangsa dan masa depan Indonesia. Melalui puisi mereka, yang berisi kritik sosial dan seruan kuat akan pentingnya cinta tanah air, mereka seolah mengingatkan kita semua, terutama orang tua, untuk menanamkan rasa cinta kebangsaan pada anak-anak di tengah arus globalisasi yang semakin deras.
Mentor kelas Sastra, Maharani, mengungkapkan kebanggaannya terhadap karya-karya anak-anak tersebut. "Puisi-puisi ini bukan hanya sekadar untaian kata, tetapi juga suara hati yang murni dari anak-anak yang ingin menyampaikan pesan penting tentang bagaimana mereka memandang Indonesia. Terharu melihat bagaimana mereka bisa begitu paham dan peduli terhadap bangsa ini," ujar Maharani.
Setelah penampilan kelas Sastra, giliran anak-anak dari kelas Vokal yang menyajikan lagu-lagu anak Jawa yang penuh warna. Dengan penuh semangat, mereka membawakan lagu-lagu tradisional seperti "Padang Bulan", "Jaranan", "Gundul-Gundul Pacul", dan "Cublak-Cublak Suweng". Lagu-lagu ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajarkan anak-anak untuk mengenal dan mencintai budaya lokal sejak dini.
"Melalui lagu-lagu daerah, kami ingin anak-anak dapat merasakan dan menghargai warisan budaya yang kaya ini. Lagu-lagu tersebut juga mengajarkan mereka tentang kebersamaan, kekompakan, dan nilai-nilai kehidupan yang ada dalam masyarakat kita," ungkap Padmono Anggoro selaku Penyajian dan Pengembangan Seni Budaya TBY.
Penampilan yang sangat dinantikan datang dari kelas Ansambel Musik, di mana anak-anak membawakan beberapa lagu yang penuh makna, seperti "How Far I'll Go" dari film Moana, "Angin Malam", "Negeri di Awan", dan "Andai Aku Besar Nanti". Lagu-lagu ini mengajak pendengar untuk merenung tentang masa depan, impian, dan cita-cita yang ingin diraih.
Ansambel Musik tidak hanya menampilkan kemampuan teknis dalam bermain alat musik, tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya kerjasama dan harmoni dalam sebuah pertunjukan. Para peserta berhasil menunjukkan bakat musikal mereka dengan penuh energi dan kekompakan yang mengesankan.
Acara puncak ini ditutup dengan sebuah seremoni penghargaan yang dipimpin oleh Dra. Purwiati, Kepala Taman Budaya Yogyakarta. Beliau memberikan sertifikat sebagai bentuk apresiasi kepada semua anak-anak yang telah menunjukkan bakat dan dedikasi luar biasa selama proses bimbingan seni. Para mentor juga diberikan penghargaan atas kerja keras mereka dalam membimbing dan membina anak-anak agar dapat menampilkan karya terbaik mereka.
"Art For Children adalah wadah untuk menumbuhkan kreativitas dan rasa cinta tanah air melalui seni. Kami berharap anak-anak yang terlibat dapat terus mengembangkan bakat mereka dan tetap menjaga semangat kebangsaan di hati mereka," ujar Purwiati.
Untuk menutup rangkaian acara yang penuh warna dan inspirasi ini, seluruh peserta dan mentor bersama-sama menyanyikan jingle Art For Children. Suasana haru dan kebanggaan menyelimuti acara ini, menandai berakhirnya kegiatan yang tidak hanya menampilkan seni, tetapi juga menanamkan nilai-nilai penting bagi masa depan bangsa.
Pameran dan Pentas Akhir Bimbingan Seni Anak AFC 2024 tidak hanya menjadi panggung bagi bakat-bakat luar biasa anak-anak Indonesia, tetapi juga menjadi momentum untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan kebanggaan terhadap budaya Indonesia. Semoga acara seperti ini terus memberikan ruang bagi generasi muda untuk berkembang, berkarya, dan mengungkapkan cinta mereka terhadap tanah air melalui seni.