(Yogyakarta, 22/11/2024) - Taman Budaya Yogyakarta menjadi saksi dari karya-karya seni yang luar biasa dalam acara Pameran dan Pentas Akhir Bimbingan Seni Anak Art for Children (AFC). Acara yang berlangsung di Concert Hall Taman Budaya ini menampilkan berbagai pertunjukan seni dari anak-anak peserta AFC, mulai dari tari kreasi baru, karawitan, pantomim, hingga komedi. Kegiatan ini sekaligus menjadi puncak dari program pembelajaran seni yang diikuti oleh anak-anak dari berbagai usia di bawah bimbingan para mentor ahli.
Acara dimulai dengan penampilan dari kelas Tari Kreasi Baru, yang menyuguhkan tiga tarian berbeda: Tari Lenggok Siwi, Tari Abyor, dan Tari Prawita Utama. Setiap tarian membawa pesan dan filosofi yang mendalam, menunjukkan pemahaman anak-anak terhadap seni tari yang tidak hanya mengandalkan teknik, tetapi juga menggali nilai-nilai dalam kehidupan.
Tari Abyor, yang merupakan karya dari Drs. Mulyono, M.Hum, menceritakan perjalanan seorang remaja yang menghadapi berbagai godaan kemewahan dan kepuasan semu. Melalui gerakan yang lembut namun tegas, tarian ini menggambarkan perubahan psikologis seorang remaja yang sedang memasuki dunia yang penuh godaan, namun tetap menjaga nilai-nilai kebaikan.
Sementara itu, Tari Prawita Utama menggabungkan unsur seni kerakyatan jahtilan reog dengan olah keprajuritan dalam perang, menciptakan gerakan dinamis yang penuh semangat. Tarian ini, yang terinspirasi dari tradisi budaya lokal, menggambarkan keberanian dan semangat juang yang tak kenal lelah.
Kepala Seksi Penyajian dan Pengembangan Seni Budaya TBY, Padmono Anggoro S.Sn, memberikan apresiasi kepada para penampil tari setelah selesai menampilkan karya-karya tersebut. Ia menyatakan bahwa acara ini menjadi bukti nyata bahwa seni adalah sarana penting dalam membentuk karakter anak bangsa.
“Melalui seni tari, anak-anak tidak hanya mengembangkan keterampilan teknis, tetapi juga belajar tentang nilai-nilai kebudayaan, serta cara mengekspresikan diri dengan cara yang kreatif dan bermakna,” ujar Padmono.
Penampilan berikutnya datang dari kelas Karawitan yang membawa suasana penuh harmoni dengan alunan musik tradisional yang menenangkan. Anak-anak AFC ini mempersembahkan sajian karawitan yang mengesankan, menampilkan ketelitian dan keterampilan mereka dalam memainkan alat musik tradisional. Penampilan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengedukasi penonton tentang kekayaan budaya musikal tradisional Indonesia.
Dra. Purwiati, Kepala UPT Taman Budaya Yogyakarta, turut hadir dan menyerahkan sertifikat kepada para peserta kelas karawitan. Ia mengungkapkan kebanggaannya terhadap semangat anak-anak dalam mempelajari dan melestarikan seni karawitan.
"Karawitan adalah warisan budaya yang sangat berharga, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sangat penting bagi generasi muda untuk terus melestarikan dan mengembangkanya," ujar Purwiati
Salah satu penampilan yang paling menyentuh adalah dari kelas Pantomim dengan judul "Si Pencuri Mimpi". Dalam pertunjukan ini, anak-anak menceritakan kisah seorang anak yang sering dibuli dan dikucilkan oleh teman-temannya. Namun, di akhir cerita, anak yang sempat terisolasi ini justru menjadi penyelamat dari sebuah pencurian mimpi, dan akhirnya mengajarkan nilai persatuan dan saling mendukung. Tanpa menggunakan kata-kata, pantomim ini mampu menyampaikan pesan moral yang mendalam melalui ekspresi wajah dan gerakan tubuh para pemain, yang berhasil menyentuh hati penonton.
Acara ditutup dengan penampilan dari kelas Komedi yang membawakan Wayang Humor Bocah berjudul Topeng Menangis. Mengangkat tema tentang Sekar, seorang wanita sombong yang tidak menghormati ibunya, cerita ini dikemas dengan penuh humor namun sarat dengan kritik sosial. Adegan demi adegan yang ditampilkan dengan gaya ringan namun tajam berhasil mengundang tawa penonton, sekaligus menyampaikan pesan moral tentang pentingnya menghargai orang tua dan tidak melupakan asal-usul.
Pameran dan Pentas Akhir Bimbingan Seni Anak Art for Children (AFC) – hari kedua ini menampilkan kekayaan dan keberagaman seni yang luar biasa dari anak-anak Yogyakarta. Dari tari, karawitan, pantomim, hingga komedi, masing-masing penampilan berhasil menyampaikan pesan dan emosi dengan cara yang unik dan kreatif. Acara ini tidak hanya menjadi wadah bagi anak-anak untuk mengembangkan bakat seni mereka, tetapi juga menjadi bentuk apresiasi terhadap pelestarian seni budaya Indonesia. Dengan dukungan dari para mentor dan pengelola Taman Budaya Yogyakarta, harapan besar untuk terus melahirkan generasi penerus yang mencintai dan menguasai seni tradisi semakin nyata.