(Yogyakarta, 24/09/2024) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, baru-baru ini menggelar kegiatan Pasar Lawas Mataram yang berlangsung di halaman Masjid Besar Mataram Kotagede Jagalan Banguntapan pada 20 hingga 22 September 2024. Acara ini merupakan bagian dari upaya pelestarian kebudayaan, khususnya dalam bidang kuliner. Menurut Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo, kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang menikmati kuliner lawas tetapi juga sebagai sarana untuk mengingat dan menghargai warisan budaya daerah.
Pasar Lawas Mataram berhasil menarik perhatian masyarakat, baik dari Kelurahan Jagalan Banguntapan maupun dari seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta. Saat stan jajajan kuliner dibuka, pengunjung langsung menyerbu dengan antusias. Menurut Purnomo, hal ini menjadi momen nostalgia bagi banyak orang, karena berbagai makanan khas seperti ongol-ongol, satai kolang kaling, dan legomoro disajikan. Masyarakat dapat merasakan kembali cita rasa kuliner yang mungkin sudah lama tidak mereka nikmati.
Lebih dari sekadar pasar makanan, Pasar Lawas Mataram juga berfungsi sebagai platform edukasi tentang sejarah Mataram dan kuliner khasnya. Purnomo menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai upaya untuk mengedukasi generasi muda tentang keistimewaan Yogyakarta dan warisan kulinernya. Dengan adanya acara ini, masyarakat diharapkan bisa lebih memahami dan menghargai sejarah dan budaya yang ada di daerah mereka.
Kolaborasi antara generasi muda dan tua dalam kegiatan ini juga sangat terlihat. Banyak generasi muda yang datang untuk merasakan makanan khas Mataram dan memahami budaya lokal. Purnomo mengungkapkan bahwa kehadiran mereka menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap kuliner tradisional dan pelestarian budaya. Anak-anak muda merasa penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentang sejarah dan cita rasa kuliner yang menjadi identitas daerah mereka.
Pasar Lawas Mataram juga mencatatkan peningkatan jumlah pengunjung setiap tahunnya, menandakan bahwa minat masyarakat terhadap kegiatan ini semakin meningkat. Ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak hanya ingin menikmati kuliner tetapi juga ingin terlibat dalam pelestarian budaya daerah. Menurut Purnomo, hal ini mencerminkan bahwa Kerajaan Mataram adalah sebuah negara yang hebat, kaya akan tradisi dan sejarah.
Kegiatan ini juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. Dengan banyaknya pengunjung, para penjual kuliner dapat memperoleh keuntungan sekaligus memperkenalkan makanan khas mereka kepada lebih banyak orang. Ini menciptakan peluang bagi para pelaku usaha lokal untuk berinovasi dan memperluas jangkauan pasar mereka.
Melihat antusiasme yang besar, pemerintah kabupaten berkomitmen untuk terus mendukung dan mengembangkan kegiatan serupa di masa mendatang. Dengan demikian, pelestarian budaya kuliner dapat terus berlangsung dan menjadi bagian integral dari identitas masyarakat Bantul. Pasar Lawas Mataram diharapkan tidak hanya menjadi acara tahunan, tetapi juga menjadi contoh bagaimana masyarakat dapat bersatu untuk menjaga warisan budaya mereka. Dengan semua elemen yang menyatu dalam satu acara, Pasar Lawas Mataram menjadi simbol pelestarian budaya yang efektif. Ini adalah langkah penting dalam memastikan bahwa tradisi kuliner yang kaya tetap hidup di tengah arus modernisasi. Melalui kegiatan seperti ini, masyarakat tidak hanya menikmati makanan, tetapi juga memperkuat ikatan dengan sejarah dan budaya mereka.
Pasar Lawas Mataram bukan hanya sekadar pasar kuliner, tetapi juga menjadi sarana untuk mendalami, menghargai, dan melestarikan warisan budaya yang ada. Melalui kolaborasi antara generasi, dukungan dari pemerintah, dan antusiasme masyarakat, kegiatan ini memiliki potensi untuk terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi daerah Bantul dan sekitarnya.