Yogyakarta (6/7/2024) - Pasar Kangen 2024 sebuah perayaan tahunan yang telah menjadi pesta seni dan budaya yang dinantikan di Daerah Istimewa Yogyakarta, kembali hadir di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) untuk kali ke-17. Pasar Kangen 2024 bukan hanya sekadar pameran budaya. Acara ini berlangsung dari tanggal 4 hingga 13 Juli dan menghadirkan berbagai produk warisan budaya, kerajinan tradisional, serta workshop dan pertunjukan seni tradisional. Hal ini bertujuan untuk memperkuat nuansa tradisional dan kebudayaan DIY. Pada tahun ini, Pasar Kangen menerima 1200 formulir pendaftaran. Setelah melalui seleksi ketat, terpilihlah 289 tenant yang terbagi menjadi 187 tenant kuliner, 102 tenant klithikan/barang lawasan dan jasa, serta 8 tenant untuk workshop.

Tema tahun ini, "Natas-Nitis-Netes", tidak hanya sekadar rangkaian kata, tetapi sebuah pernyataan yang dalam tentang bagaimana upaya kecil dan tepat dapat menghasilkan dampak besar. "Natas" menggambarkan upaya untuk menyelesaikan sesuatu dengan sempurna, "Nitis" menunjukkan ketepatan dalam bertindak, dan "Netes" mengartikan hasil yang diharapkan dari kerja keras dan dedikasi. Dalam konteks Pasar Kangen, tema ini menggambarkan aspirasi untuk mencapai kedaulatan pangan yang ideal, yang berkelanjutan dan berasal dari tanah sendiri.

Kepala Taman Budaya Yogyakarta, Dra. Purwiati, menyampaikan bahwa dalam bidang kuliner terdapat beberapa aspek kehidupan yang penting dalam mencapai kedaulatan pangan, seperti pengadaan bahan dasar pangan, teknologi pengolahan, gastronomi, dan tata niaga pertanian. Menurut beliau, jika hal-hal ini tidak dijaga dengan baik atau dipertahankan, maka Kedaulatan Pangan tidak akan tercapai. 

“Perlunya terus memperjuangkan kedaulatan pangan agar sumber daya bahan pangan dan makanan kita tetap berkelanjutan, karena kuliner adalah bagian dari citra bangsa” tutur Kepala TBY, Purwiati.

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, S.S, M.A, menjelaskan bahwa Pasar Kangen awalnya diadakan sebagai program trauma healing setelah gempa besar melanda Yogyakarta pada tahun 2006. Saat ini, Pasar Kangen telah berkembang menjadi perayaan yang tidak hanya memanjakan lidah melalui kuliner tradisional, tetapi juga mengangkat isu-isu penting seperti keberlanjutan lingkungan dan kedaulatan pangan, khususnya terkait persoalan darurat sampah di Yogyakarta. 

“Pasar Kangen bukan hanya tentang pameran budaya, tetapi juga menunjukkan bagaimana warisan budaya dapat mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan berdampak positif pada ekonomi masyarakat DIY” tutur, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Laksmi Pratiwi.

Tahun ini, Pasar Kangen turut menyoroti permasalahan sampah di DIY yang semakin memprihatinkan. Bekerja sama dengan pihak ketiga, panitia menerapkan aturan ketat terkait pengelolaan sampah dan meminimalkan penggunaan plastik.

"Pasar Kangen telah menerapkan aturan untuk tidak memperbolehkan penggunaan tas plastik dan mengharuskan pembungkus makanan berbahan kertas atau ramah lingkungan," ujar Ketua Panitia Pasar Kangen Jogja, Ong Hari Wahyu.

Pasar Kangen Jogja 2024 tidak hanya merayakan kekayaan budaya dan kuliner Yogyakarta, tetapi juga menginspirasi tindakan nyata dalam menjaga lingkungan dan keberlanjutan. Melalui tema "Natas-Nitis-Netes", acara ini mengajak semua pihak untuk berkontribusi dalam menciptakan perubahan positif. Dengan demikian, Pasar Kangen bukan hanya sekadar pasar tradisional, tetapi sebuah wadah untuk merayakan identitas lokal dan memperjuangkan kedaulatan pangan yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi semua.