(Yogyakarta, 16/08/2024) - Pameran Nandur Srawung (NS) kembali hadir dengan tema yang menggugah, "WASIAT: Legacy". Acara pembukaan yang berlangsung meriah di Galeri Taman Budaya Yogyakarta, menandai dimulainya perayaan atas warisan seni rupa Indonesia yang kaya dan inspiratif.
Dalam edisi ke-11 ini, NS mengajak para penikmat seni untuk merenungkan kontribusi para seniman pendahulu yang telah merintis jalan bagi perkembangan seni rupa di Indonesia. Lebih dari sekadar memamerkan karya-karya monumental, NS XI mendorong para seniman partisipan untuk menggali lebih dalam makna di balik warisan tersebut. Dengan pendekatan yang inovatif dan personal, para seniman berhasil menciptakan karya-karya kontemporer yang tetap menghormati akar sejarahnya.
Kurator NS, yang terdiri dari Arsita Pinandita, Bayu Widodo, Irene Agrivina, Rain Rosidi, dan Sujud Dartanto, mendorong para seniman peserta untuk mengeksplorasi warisan seni dengan pendekatan yang inovatif dan personal. Alih-alih sekadar meniru, para seniman diundang untuk menafsirkan ulang dan menghidupkan kembali warisan tersebut dalam konteks kekinian. Hasilnya, 82 karya dari 76 seniman ditampilkan dengan pembagian ruang pameran berdasarkan periode perkembangan seni rupa di Indonesia, mulai dari era "Bangsa Merdeka dan Rayuan Pulau Kelapa" (1945–1955) hingga "Seni Pop dan Kampung Global" (2005–2015).
Acara pembukaan pameran NS XI berlangsung dengan meriah pada 15 Agustus 2024 di Galeri Taman Budaya Yogyakarta. Pameran ini diresmikan oleh Ibu Dian Lakshmi Pratiwi, S.S., M.A., Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam sambutannya, Ibu Dian Lakshmi Pratiwi menekankan betapa pentingnya peran pameran seperti ini dalam melestarikan dan mengembangkan seni rupa di Indonesia.
“NS XI adalah implementasi Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya di seni rupa dengan filosofi ‘mikul dhuwur mendem jero’. wadah penting yang tidak hanya menghormati masa lalu tetapi juga meneliti periode sejarah, peran seniman terdahulu untuk membuka ruang bagi eksplorasi dan inovasi seni masa kini.” tutur Dian Laksmi Pratiwi.
Selain peresmian oleh Ibu Dian Lakshmi Pratiwi, acara pembukaan juga diisi dengan pemberian dua penghargaan bergengsi. Penghargaan Lifetime Achievement Award diberikan kepada Dr. Suwarno Soetomo, M. Hum seorang figur yang telah berjasa dan berkontribusi besar pada perkembangan seni rupa di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Indonesia secara umum. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas dedikasi dan pengaruh yang telah diberikan oleh beliau dalam dunia seni.
"Penghargaan ini adalah sebuah kehormatan yang besar. Saya melihatnya sebagai pengakuan atas kontribusi para seniman pendahulu yang telah menginspirasi kita untuk terus berkarya. Karya seni adalah warisan berharga yang harus kita jaga dan lestarikan. Penghormatan kepada guru dan seniman terdahulu merupakan cara kita untuk merawat sejarah dan memperkaya khazanah seni rupa Indonesia." tutur Dr. Suwarno Soetomo, M. Hum.
Sementara itu, Young Rising Artist Award diberikan kepada seniman muda berbakat Dimas Prayogo yang berusia 24 tahun dan terpilih melalui panggilan terbuka (open call). Meskipun tidak menempuh pendidikan seni secara formal, Dimas aktif dalam dunia seni dan telah berpartisipasi dalam berbagai pameran. Karya Dimas yang berjudul “Merajut Asa” menjadi salah satu yang karya yang menarik perhatian para kurator dengan visual yang menggambarkan perjuangan nelayan Indonesia dengan teknik detail menggunakan charcoal dan cat akrilik di atas kanvas. Karya ini menyuarakan isu sosial, memperlihatkan kondisi rapuh yang dialami oleh para nelayan kita saat ini dan terinspirasi dari masa “Suara Rakyat dan Gelanggang Warna Dunia” (1955-1965). Penghargaan ini bertujuan untuk mendukung dan mengakui bakat-bakat baru yang menjanjikan serta memberi mereka platform untuk menunjukkan karya-karya mereka kepada publik.
Pameran Nandur Srawung XI berlangsung dari 15 hingga 28 Agustus 2024 dan terbuka untuk umum dengan gratis, dapat dikunjungi setiap hari dari pukul 11.00 hingga 21.00 WIB. Mengusung lima nilai visi NS, yaitu inklusi, rekreasi, edukasi, inovasi, dan kolaborasi, pada penyelenggaraan kesebelas ini, NS menghadirkan program yang dapat diikuti oleh publik seni dan masyarakat umum. Selama periode pameran, pengunjung tidak hanya dapat menikmati berbagai karya seni yang menampilkan interpretasi kontemporer terhadap warisan seni, tetapi juga berpartisipasi dalam berbagai program harian yang akan diumumkan melalui akun Instagram Nandur Srawung. Program-program ini dirancang untuk memperkaya pengalaman pengunjung dengan kegiatan yang melibatkan diskusi, lokakarya, dan interaksi langsung dengan para seniman.
Dengan tema "WASIAT: Legacy", Nandur Srawung XI tidak hanya sekadar pameran seni, tetapi juga sebuah perayaan akan kekayaan budaya dan sejarah seni rupa Indonesia. Ini adalah kesempatan bagi publik untuk melihat bagaimana seniman kontemporer memproses dan menyajikan warisan artistik dalam cara yang segar dan relevan dengan konteks zaman sekarang. Melalui pameran ini, NS berharap dapat menumbuhkan apresiasi yang lebih dalam terhadap seni rupa serta mendorong dialog yang konstruktif antara masa lalu dan masa kini dalam dunia seni.
Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi pameran ini dan mengalami sendiri bagaimana warisan seni dapat hidup kembali melalui karya-karya yang inovatif dan bersemangat. Selamat datang di Nandur Srawung XI, di mana warisan seni bertemu dengan kreativitas masa kini.