(Yogyakarta, 10/3/2025) - Kraton Yogyakarta kembali menghadirkan pameran temporer yang menyajikan sejarah dan budaya Yogyakarta melalui pameran bertajuk "Hamong Nagari: Aparatur Nagari Yogyakarta". Pameran ini berlangsung di Kompleks Kedhaton Kraton Yogyakarta, dan dapat dikunjungi mulai 8 Maret 2025 hingga 17 Agustus 2025, setiap hari pukul 08.30 hingga 14.00 WIB. Pameran ini diselenggarakan untuk memperingati Mangayubagya Tingalan Jumenengan Dalem, yaitu ulang tahun kenaikan takhta ke-36 Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Pameran ini menampilkan sejarah penting tentang pembagian wilayah Yogyakarta pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I. Pada masa itu, Sultan membagi wilayah Yogyakarta menjadi beberapa kategori seperti kutanegara, negara agung, mancanegara, dan pesisir. Setiap wilayah memiliki struktur pemerintahan yang berbeda, yang kemudian membentuk sistem administratif Kraton Yogyakarta yang masih terlihat hingga kini.
GKR Bendara, Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Nitya Budaya Kraton Yogyakarta dan Ketua Pameran, menuturkan bahwa melalui Patih Danurejo, Sultan Hamengku Buwono I berhasil merancang sebuah sistem pemerintahan yang terstruktur dan membagi wilayah-wilayah tersebut untuk mempermudah pengelolaan dan kontrol terhadap praja Yogyakarta yang baru terbentuk.
“Sultan HB I tidak hanya membagi wilayah Yogyakarta dalam kategori kutanegara, negara agung, mancanegara, dan pesisir, tetapi juga membentuk pemerintahan dari masing-masing kawasan," tutur GKR Bendara.
Dalam sistem pemerintahan Kraton Yogyakarta, aparatur nagari memegang peran kunci, tidak hanya sebagai pegawai kerajaan, tetapi juga sebagai simbol hubungan antara pemimpin dan rakyat. Konsep "Manunggaling Kawula Lan Gusti", yang berarti persatuan antara pemimpin dan rakyat, menjadi dasar dalam hubungan ini. Aparatur nagari tidak hanya berfungsi sebagai penyelenggara pemerintahan, tetapi juga sebagai jembatan antara Sri Sultan dan masyarakat Yogyakarta. Pameran ini menggambarkan bagaimana konsep tersebut diaplikasikan dalam struktur pemerintahan Kraton Yogyakarta.
Pameran "Hamong Nagari" menampilkan berbagai koleksi yang menggambarkan sejarah pemerintahan Kraton Yogyakarta. Pengunjung dapat melihat dokumen-dokumen kuno, struktur kelembagaan pemerintahan, hingga peninggalan budaya yang masih dipertahankan hingga kini. Salah satu yang menarik adalah koleksi topi dan pakaian abdi dalem, yang dulunya digunakan untuk menunjukkan kedudukan seseorang di dalam Kraton.
Fajar Widjanarko, kurator pameran, menjelaskan bahwa pada masa lalu, simbol-simbol seperti atribut pakaian dan bendera digunakan sebagai cara untuk menunjukkan jabatan di Kraton Yogyakarta, mengingat saat itu informasi belum dapat disebarkan secara luas seperti sekarang.
“Beberapa koleksi pakaian yang digunakan oleh abdi dalem akan ditampilkan di ruang pameran, di mana pengunjung juga bisa merasakan langsung bahan kain yang digunakan, yang kini sudah jarang ditemukan. Simbol-simbol atribut pakaian dan bendera menunjukkan jabatan di Kraton Yogyakarta,” ujar Fajar.
Pameran ini terbagi menjadi sepuluh ruang, masing-masing dengan tema yang berbeda, dari awal berdirinya Kraton Yogyakarta hingga masa kini. Setiap ruang pameran dilengkapi dengan koleksi khas yang memperlihatkan perkembangan tata pemerintahan dan kehidupan abdi dalem dari masa ke masa.
Bagian pertama pameran menampilkan koleksi topi abdi dalem, serta lukisan rombongan raja yang menggambarkan perjalanan sejarah Kraton Yogyakarta. Selain itu, ada juga koleksi pakaian yang digunakan oleh abdi dalem dan berbagai simbol jabatan yang menunjukkan kedudukan seseorang dalam pemerintahan Kraton. Pengunjung juga bisa menyentuh langsung kain yang digunakan oleh abdi dalem di masa lalu, memberikan pengalaman langsung yang jarang ditemukan di zaman modern ini.
Dengan berbagai koleksi bersejarah yang dipamerkan, acara ini memberikan pengalaman edukasi yang menarik tentang sejarah pemerintahan Kraton Yogyakarta yang tidak hanya relevan bagi orang-orang yang tertarik pada sejarah, tetapi juga bagi masyarakat umum yang ingin memahami lebih dalam tentang budaya dan tradisi Yogyakarta.