(Yogyakarta, 8/11/2024) – Pementasan yang digelar oleh Omah Cangkem Mataraman, dengan tema “Cangkem Garden (Kancil Merawat Timun)”, sukses memukau penonton di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Pentas yang terbuka untuk umum ini menawarkan pengalaman seni yang unik dengan memadukan berbagai elemen seni tradisional dan modern dalam satu kesatuan yang harmonis.

Lakon yang ditulis oleh Pardiman Djoyonegoro ini mengusung tema tentang kecerdikan Kancil dalam merawat timun, sebuah simbol dari upaya menjaga kelestarian alam. Berbeda dengan citra Kancil yang sering digambarkan sebagai sosok nakal dalam cerita rakyat, dalam Cangkem Garden, Kancil digambarkan sebagai figur yang peduli dengan keseimbangan alam dan merawat lingkungan sekitar. "Kancil merawat timun bukan hanya untuk memperindah dunia, tetapi juga untuk menjaga keberlanjutan hidup," ujar Pardiman dalam penjelasannya tentang tema besar pementasan ini.

Pementasan yang dimulai pada pukul 19.30 WIB tersebut menggabungkan beragam bentuk seni, dari karawitan, keroncong, tembang, gurit, tari, hingga teater. Semua elemen tersebut saling mendukung untuk menghidupkan cerita yang menyentuh dan penuh pesan moral. Keterlibatan banyak seniman Yogyakarta menambah semarak pementasan ini, seperti Okie Suryawati, Yuli Miroto, Sabina Tisa, Uni Yutta, There 'Sothil', Fajar Cothiet, Bima Arya Putra, dan Sudiharto, yang turut memeriahkan acara. 

Pementasan ini juga menampilkan kekuatan kolaborasi, baik dari segi artis maupun masyarakat. Para orang tua yang anaknya terlibat dalam pelatihan seni, mulai dari seni karawitan hingga teater, memberikan dukungan yang besar, baik dalam hal perencanaan hingga eksekusi teknis pementasan. "Kami bekerja secara gotong royong, ini adalah bagian dari semangat kolektif dalam berkesenian," ujar Pardiman. Keseluruhan produksi ini dikerjakan dengan mandiri, menunjukkan komitmen Omah Cangkem Mataraman untuk tetap mengedepankan kemandirian dalam berkesenian.

Tata artistik yang dikemas dengan visual art yang ciamik menambah kekuatan pementasan ini. Visualisasi yang dirancang oleh Hanafi K. Sidharta turut membawa penonton untuk lebih memahami makna yang ingin disampaikan melalui gambar dan cahaya. Penata suara Blass Group serta penata desain suara Interlude bekerja keras untuk menciptakan atmosfer yang mendalam, sehingga setiap adegan mampu menyentuh hati penonton.

Selain menampilkan seni yang memukau, “Cangkem Garden (Kancil Merawat Timun)” juga menggugah kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Cerita yang sederhana namun sarat makna ini berhasil menyampaikan pesan moral yang mendalam, terutama bagi generasi muda. Kancil yang cerdas bukan hanya mampu merawat timun, tetapi juga melambangkan pentingnya peran setiap individu dalam menjaga keberlanjutan alam dan kehidupan.

Acara ini menjadi bukti betapa pentingnya seni sebagai media edukasi dan penyampaian pesan-pesan kehidupan. Omah Cangkem Mataraman tidak hanya berfokus pada pementasan semata, tetapi juga berkomitmen untuk melibatkan anak-anak dalam dunia seni, melalui program pendidikan seni yang melibatkan karawitan, teater, dan seni lainnya. "Kami ingin anak-anak tidak hanya belajar seni, tetapi juga belajar untuk menghargai alam dan kehidupan sekitar mereka," tambah Pardiman.

Pementasan “Cangkem Garden (Kancil Merawat Timun)” di TBY ini mendapat sambutan hangat dari penonton yang datang, membuktikan bahwa meskipun di tengah zaman yang serba digital, minat terhadap seni tradisional dan budaya lokal tetap tinggi. Acara ini sekaligus menjadi ruang bagi seniman lokal untuk berkarya dan berkolaborasi, serta menjadi ajang untuk memperkenalkan karya-karya seni yang mengangkat nilai-nilai kehidupan.

Dengan antusiasme yang tinggi dari berbagai pihak, Omah Cangkem Mataraman berharap untuk terus menggelar pementasan dan kegiatan seni lainnya, sekaligus memperluas jangkauan kolaborasi dengan lembaga dan individu yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan seni dan budaya, khususnya bagi anak-anak.