(Yogyakarta, 14 Oktober 2025) — Di balik sosok Ari Wvlv, tersimpan semesta kreativitas yang terus bergerak. Sosok seniman lintas disiplin asal Yogyakarta ini tak hanya dikenal melalui karya-karya musik dan eksperimentasinya di dunia bunyi, tetapi juga lewat caranya menghidupi keseharian dengan rasa ingin tahu dan semangat eksplorasi yang tak pernah padam.
Dalam Gelar Wicara “Menyusuri Irama Hidup dan Proses Penciptaan”, yang menjadi bagian dari rangkaian Nandur Srawung #12: Eling | Awakening, Ari mengajak peserta menyelami hubungan erat antara seni, hobi, dan kehidupan sehari-hari. Ia menuturkan bahwa bagi dirinya, proses kreatif tidak selalu lahir di ruang studio atau panggung pertunjukan, melainkan juga di jalanan, di antara langkah maraton, atau saat bermain mobil RC dan skateboard.
“Semua itu bagian dari napas hidup saya. Dari situ saya belajar ritme, keseimbangan, dan keberulangan yang sebenarnya juga ada dalam musik dan kehidupan,” ungkap Ari dalam sesi perbincangan hangat tersebut.
Pendekatan artistik Ari mencerminkan semangat keterbukaan terhadap pengalaman. Ia tidak memisahkan antara seni dan kehidupan, melainkan menganyam keduanya menjadi satu kesatuan yang utuh. Aktivitas sehari-hari menjadi laboratorium kecil tempat ide-ide muncul secara alami, tanpa batas antara kerja kreatif dan pengalaman personal.

Dalam diskusi yang berlangsung santai namun reflektif ini, Ari juga berbagi pandangan tentang pentingnya hadir sepenuhnya dalam setiap proses. “Kalau kita benar-benar eling sadar pada apa yang sedang kita jalani maka hal-hal sederhana bisa membuka ruang penciptaan yang luas,” ujarnya. Pernyataan tersebut selaras dengan semangat tema besar Nandur Srawung #12: Eling | Awakening, yang mengajak masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran dalam berkarya dan hidup.
Bagi para peserta, sesi ini menjadi pengalaman yang lebih dari sekadar berbagi kisah seni. Melalui cerita dan refleksi Ari, mereka diajak untuk melihat bahwa kreativitas tidak harus selalu spektakuler. Justru, dalam momen-momen kecil kehidupan seperti mengamati gerak roda RC atau mendengarkan napas setelah berlari tersembunyi pelajaran tentang kesabaran, fokus, dan kebebasan berekspresi.
Gelar Wicara ini menjadi ruang dialog yang menghangatkan dan menyentuh sisi personal para hadirin. Ia membuka kesadaran bahwa seni dapat hadir di mana saja, tumbuh dari keseharian, dan menjadi cara untuk memahami diri sendiri maupun dunia di sekitar.
Melalui perjumpaan ini, Taman Budaya Yogyakarta kembali menegaskan perannya sebagai ruang tumbuh bagi seniman dan publik untuk berbagi pengalaman kreatif yang manusiawi. Seni bukan hanya tentang hasil akhir, tetapi juga perjalanan tentang bagaimana seseorang menyelami irama hidupnya sendiri dan menjadikannya karya.