(Yogyakarta, 21/08/2024) - Taman Budaya Yogyakarta, sebagai pusat perkembangan seni di Yogyakarta, kembali menginisiasi sebuah lokakarya inovatif. Kali ini, fokusnya adalah pada pemanfaatan media sosial, khususnya Instagram Reel, sebagai sarana promosi dan dokumentasi karya seni dalam ruang pamer. Lokakarya ini merupakan bagian dari rangkaian agenda harian pameran seni Nandur Srawung XI, sebuah acara yang menampilkan karya seni kontemporer dan menjembatani seni dengan teknologi modern. 

Sebagai bagian dari pameran Nandur Srawung XI, lokakarya ini dirancang untuk mengajak peserta, khususnya para penggemar seni dan media sosial, untuk memahami bagaimana media sosial dapat digunakan sebagai alat untuk mempromosikan seni dalam ruang pamer. Peserta akan mempelajari cara membuat konten audio visual yang menarik menggunakan aplikasi Capcut, yang merupakan alat editing video populer di kalangan kreator konten. Acara ini dipandu oleh sejumlah ahli, termasuk Arsita Pinandita, kurator dari NS, serta seniman undangan dari NS XI. Ali Ma’ruf, creative penulis dan konten kreator yang dikenal dengan buku “Perihal Cinta, Kita Semua Pemula”, turut serta untuk memberikan perspektif tambahan yang lebih luas.

Lokakarya ini berfokus pada teknik editing video menggunakan aplikasi Capcut dan strategi promosi melalui media sosial, khususnya Instagram Reel. Ali Ma’ruf mengungkapkan, “Aplikasi Capcut menawarkan berbagai fitur yang memungkinkan kreator untuk menyusun cerita visual yang kuat. Ini sangat penting dalam konteks pameran seni di media sosial, di mana visual yang menarik dapat memperluas jangkauan dan dampak karya seni.” Peserta diajak untuk mempraktikkan teknik-teknik ini secara langsung, memanfaatkan Capcut untuk membuat konten yang profesional dan engaging. 

Kurator NS, Arsita Pinandita, juga turut serta sebagai fasilitator. Dengan pengalaman luas dalam kurasi seni, Arsita memberikan pembahasan mengenai bagaimana mengintegrasikan seni dan media sosial dalam platform Instagram, serta bagaimana menyusun narasi yang menarik melalui media sosial dalam konteks pameran seni. Beliau menekankan bahwa seni tidak hanya dipresentasikan di ruang pameran, tetapi juga harus diadaptasi untuk platform digital yang lebih luas.

“Media sosial memungkinkan kita untuk memperluas audiens dan membangun narasi yang lebih luas. Dalam pameran seperti Nandur Srawung XI, ini berarti kita harus kreatif dalam menyajikan karya seni sehingga dapat dinikmati oleh audiens yang lebih besar dan beragam,” ujar Arsita Pinandita. 

Salah satu fokus penting dalam lokakarya ini adalah teknik pengarsipan peristiwa seni. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa karya seni dan acara yang berlangsung dapat diakses dan dinikmati oleh audiens di masa depan. “Teknik pengarsipan yang tepat membantu kita mendokumentasikan momen penting dalam pameran dan menjaga relevansi karya seni tersebut,” kata Alif Ma’ruf konten kreator.

Lokakarya ini juga menjadi ajang bagi peserta untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman. Anggita peserta asal Surakarta mengungkapkan antusiasmenya dalam acara ini. "Lokakarya ini membuka mata saya tentang pentingnya membangun narasi yang kuat dalam setiap konten, khususnya pada pameran NS XI ini. Saya sangat terbantu dengan teknik dan strategi yang diajarkan, terutama dalam hal memperluas jangkauan karya seni saya di media sosial," ujar Anggita.

Selain sesi praktis, peserta juga mendapatkan kesempatan untuk berdialog langsung dengan para ahli, memperoleh umpan balik yang berguna tentang proyek mereka, dan menjalin koneksi dengan sesama kreator. “Lokakarya ini tidak hanya memberikan keterampilan baru, tetapi juga memperluas wawasan tentang bagaimana memanfaatkan teknologi untuk seni. Ini adalah kesempatan yang berharga untuk belajar dan berkolaborasi,” tutur Arsita Pinandita.

Lokakarya “Media di Ruang Pamer dan Pengarsipan Peristiwa dalam Instagram Reel” di Taman Budaya Yogyakarta, sebagai bagian dari pameran Nandur Srawung XI, berhasil menjembatani seni dengan teknologi modern. Dengan bimbingan dari para ahli dan praktisi, peserta memperoleh keterampilan praktis dan wawasan yang dapat diterapkan dalam proyek seni mereka. Acara ini menegaskan pentingnya inovasi dan kreativitas dalam menggabungkan seni dengan media sosial, serta membuka peluang baru untuk ekspresi artistik di era digital. Lokakarya ini tidak hanya memperkaya pengetahuan peserta tetapi juga memperluas jangkauan pameran seni di platform digital.