(Yogyakarta, 24/09/2024) - Dinas Kebudayaan  (Kundha Kabudayan) DIY menggelar Lomba Cerdas Cermat Sejarah tingkat SMA/sederajat dengan tema "Hadaging Nagari Ngayogyakarta". Acara yang berlangsung di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta ini bertujuan untuk menanamkan nilai perjuangan dan wawasan kebangsaan, serta memperdalam pengetahuan masyarakat tentang sejarah lokal, khususnya mengenai status keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Lomba ini menjadi momen penting bagi generasi muda untuk mengeksplorasi dan memahami sejarah berdirinya Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat. Peringatan ini bertepatan dengan hari jadi ke-269 DIY, yang jatuh pada tanggal 13 Maret. Tanggal tersebut merupakan pengingat akan proklamasi berdirinya kasultanan oleh Sultan Hamengku Buwana I pada tahun 1755. Peristiwa tersebut bukan hanya sekadar sejarah, tetapi juga merupakan fondasi budaya, politik, dan ekonomi Yogyakarta yang hingga kini masih relevan.

Dalam sambutannya, Cahyo Widayat, S. H., M.Si., selaku Sekretaris Dinas Kebudayaan DIY, membuka lomba cerdas cermat tersebut dengan penuh semangat. Beliau menggarisbawahi pentingnya pelestarian ilmu sejarah sejak dini agar pengetahuan tersebut tetap lestari dan dapat diwariskan kepada generasi mendatang. Menurutnya, memahami sejarah adalah bagian dari membangun identitas bangsa dan kesadaran akan akar budaya yang harus dipertahankan.

“Pentingnya acara ini juga berhubungan dengan penetapan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO. Peringatan satu tahun Sumbu Filosofi akan berlangsung pada hari yang sama, 24 September 2024, dan akan dimeriahkan dengan acara Selasa Wagen yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY. Sumbu Filosofi bukan hanya sekadar lokasi fisik, tetapi juga merupakan simbol dari nilai-nilai luhur dan filosofi yang terkandung dalam budaya Yogyakarta.” tutur Cahyono.

Mengusung tema "Hadaging Nagari Ngayogyakarta", lomba ini memberikan kesempatan kepada peserta untuk lebih memahami berbagai aspek sejarah, dari aspek politik hingga budaya, yang berkaitan dengan berdirinya Kasultanan Yogyakarta. Para peserta diharapkan tidak hanya menjadi penonton sejarah, tetapi juga pelaku yang aktif dalam melestarikannya. 

Lomba Cerdas Cermat Sejarah ini diikuti oleh lima tim yang mewakili masing-masing kabupaten dan kota di DIY, yaitu SMAN 1 Wonosari, SMAN 1 Jogja, SMA Kolese De Britto, SMAN 2 Wates, dan SMAN 2 Bantul. Setiap tim terdiri dari tiga anggota, dan penilaian dilakukan oleh tiga orang dewan juri. Kegiatan ini terbagi menjadi beberapa babak, termasuk babak benar salah, cepat tepat, interaktif, cerita, dan rebutan. Sebelum mengikuti lomba ini, masing-masing kabupaten dan kota telah melaksanakan seleksi mandiri untuk memilih perwakilan terbaik.

Lomba Cerdas Cermat Sejarah ini menghasilkan SMAN 1 Wonosari sebagai juara pertama, diikuti oleh SMAN 1 Jogja sebagai juara kedua, dan SMA Kolese De Britto yang meraih juara ketiga. Selain itu, SMAN 2 Wates mendapatkan juara harapan pertama dan SMAN 2 Bantul sebagai juara harapan kedua. Semua tim pemenang mendapatkan uang pembinaan, trofi, dan medali sebagai penghargaan atas usaha dan prestasi mereka.

Kegiatan ini tidak hanya bersifat kompetitif, tetapi juga merupakan sarana untuk saling belajar dan berbagi pengetahuan tentang sejarah Yogyakarta. Melalui berbagai babak yang menyenangkan dan interaktif, para peserta dapat menggali lebih dalam tentang sejarah dan budaya daerah mereka.

Lomba Cerdas Cermat Sejarah ini diharapkan dapat mendorong generasi muda untuk lebih aktif dalam menggali, memahami, dan melestarikan sejarah DIY. Dalam era globalisasi saat ini, pengetahuan tentang sejarah lokal menjadi semakin penting. Generasi muda perlu menyadari bahwa memahami sejarah bukan hanya tentang mengenal tokoh-tokoh atau peristiwa penting, tetapi juga tentang bagaimana hal-hal tersebut membentuk identitas dan karakter bangsa.

Kegiatan ini juga mencerminkan upaya pemerintah dalam mendorong generasi muda untuk menggali, memahami, dan melestarikan sejarah DIY. Melalui kompetisi yang edukatif ini, peserta diajak untuk bersaing dengan semangat dan kreatifitas, sambil mendapatkan wawasan baru mengenai sejarah yang mungkin belum pernah mereka ketahui sebelumnya.

Sejarah bukan hanya cerita masa lalu, melainkan pelajaran yang dapat diambil untuk membangun masa depan yang lebih baik. Dengan mengikuti lomba ini, siswa-siswa diharapkan dapat mengasah kemampuan berpikir kritis dan analitis mereka dalam menelaah peristiwa-peristiwa sejarah. Ini adalah langkah penting dalam pembentukan karakter dan nasionalisme yang lebih mendalam. 

Semakin banyak generasi muda yang terinspirasi untuk melestarikan dan mengembangkan pengetahuan tentang sejarah daerah mereka. Dengan mengenal lebih dekat sejarah Yogyakarta, diharapkan mereka dapat berkontribusi dalam menjaga dan merawat warisan budaya yang ada, serta membawa semangat perjuangan dan kecintaan terhadap tanah air ke dalam kehidupan sehari-hari.