Yogyakarta (30/04/2024) - UPT Taman Budaya Yogyakarta (TBY) sukses menggelar Pentas Pantomim Yogyakarta bertajuk “Pantomim dan Api Gagasan” di Concert Hall TBY, Selasa malam (30/04/2024) lalu. Ketiga kelompok yang turut serta adalah GMT Jogjadrama, Fireflies Collective, dan Banyumili Art Performance and Anonimime. Setiap kelompok memiliki waktu pentas sekitar 30 menit di atas panggung untuk berpantomim. Ketiga penampil mengangkat perjalanan kehidupan yang indah dan menarik.
Pentas pantomim yang bertajuk “Pantomim dan Api Gagasan” ini bisa diartikan dapat mengakomodasi visi dan misi mengenai pantomim di Yogyakarta dalam jangka panjang. Pantomim selama ini sering diasumsikan sebagai seni yang tersubordinasi atau terpinggirkan. Anggapan tersebut muncul karena kurangnya pelaku, karya, peneliti, arsip, sarasehan, workshop, yang secara intens membahas topik pantomim sebagai disiplin pengetahuan mandiri. Penyelenggaraan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan nilai edukasi untuk menerjemahkan nilai-nilai yang ada di masyarakat melalui gerakan pantomim. Penampilan pantomim Yogyakarta ini dapat disaksikan di channel YouTube Taman Budaya Yogyakarta.
Kepala UPT TBY Purwiati menyampaikan penyelenggaraan pentas pantomim 2024 ini juga untuk mendukung objek kebudayaan yang di dalamnya terdapat kategori kesenian. Beliau berharap, kegiatan yang diselenggarakan di TBY dapat memberikan dampak atau manfaat yang baik untuk masyarakat. Baik pengembangan secara individu, komunitas maupun secara profesional. “Sudah ke-10 kali digelar dengan eksperimen pantomim tidak secara konvensional. Agar dapat berkembang lagi sesuai zaman yang kontekstual dengan sekarang. Oleh karena itu penyelenggaraan ini sebagai penanda zaman bahwa pantomim tidak melulu teater yang tidak bicara. Namun dengan sarana pendukung dan konsep pendukungnya, sehingga bisa dikembangkan lebih baru dan segar” tutur Purwiati.
Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Dian Lakhsmi Pratiwi bersyukur pergelaran pantomim Yogyakarta 2024 terlaksana. Pada penyelenggaraan tahun ini mengusung konsep unik dengan kolaborasi antara disiplin ilmu seni yang ada. Beliau mengungkapkan, pementasan ini menjadi awal sebagai kebangkitan kembali pantomim di Jogjakarta. Secara SDM Yogyakarta tidak kekurangan seniman pantomim. Oleh karena itu, UPT TBY sebagai kepanjangan tangan pemerintah memberikan ruang dan fasilitas yang ada di TBY seluas-luasnya. Untuk itu dapat digunakan sebagai ruang kolaborasi dan menuangkan ide gagas kreatif untuk pengembangan pantomim di Yogyakarta.
“Harapan kami adalah menjadi ruang yang seluas-luasnya bagi seniman pantomim, salah satu cabang seni budaya yang menjadi domain Dinas Kebudayaan. Oleh karena itu, menjadi tugas kami untuk melaksanakan upaya pemeliharaan, pelestarian, dan pengembangan. Melalui UPT TBY, yang merupakan bagian dari Disbud DIY, maka usaha pemeliharaan dan pengembangan kebudayaan, khususnya pantomim, dipentaskan,” tegasnya Dian Laksmi, Kepala Kudha Kabudyaan D.I Yogyakarta.
GMT Jogjadrama sebagai penampil pertama menyuguhkan pantomim berjudul “Belajar Menjadi Laki - Laki”, yang menggambarkan proses tumbuh kembang seorang anak laki-laki melalui peniruan dan penghayatan ajaran orang tua dan guru. Dalam hal ini, karakter dan perilaku seorang laki-laki dipengaruhi oleh sosok ayahnya, sementara cara ia diperlakukan oleh perempuan dipelajari dari ibunya. Namun, dengan kesadaran dan pemahaman yang baik, seorang laki-laki memiliki kesempatan untuk tumbuh menjadi individu yang sesuai dengan kebutuhan pasangan, keluarga, dan lingkungannya, tanpa menganggap dirinya lebih superior dibanding perempuan.
Selanjutnya Fireflies Collective menghadirkan pantomim yang menampilkan perjalanan Kepada Waktu Tubuhnya. Dalam persembahan itu, waktu terasa seperti melayang-layang, terbuai dalam kenangan yang mengembalikan bayang-bayang sejarah kehidupan. Di sana, masa lalu terlihat seperti sesuatu yang asing, memunculkan pertanyaan apakah hanya menjadi penonton tak berdaya, atau memiliki kekuatan untuk mengubahnya. Dalam gerak tokoh-tokoh yang dibayangi dari masa ke masa, terpancar ketidakpuasan terhadap momen-momen yang hilang puluhan tahun lalu, mendorong untuk kembali dan mengubah segala yang telah terjadi, dengan harapan bahwa hari ini akan dipenuhi dengan kenikmatan yang tak terhingga, menjanjikan keabadian.
Banyumili Art Performance dan Anonimime dengan judul Reset menjadi penyaji ketoga sekaligus terakhir dalam pentas pantomim 2024 ini. Menceritakan tentang keterbukaan atas wawasan dan gagasan yang semakin luas semakin memacu seseorang untuk memahami banyak hal. Akan tetapi juga bisa sangat menakutkan saat tidak menyadari keberadaan diri sendiri.