Yogyakarta (11/06/2024) - Taman Budaya Yogyakarta kembali menggelar acara istimewa yang dikenal sebagai Gelar Karya Maestro. Acara ini diselenggarakan oleh UPTD Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY dengan tujuan mengangkat kembali karya-karya para Maestro, mempersembahkan kepada masyarakat untuk menghidupkan kembali semangat dan menghargai karya-karya yang beliau ciptakan. Gelar Karya Maestro pada tahun ini mengangkat tema Maestro dari Ketoprak Indonesia asal Yogyakarta, yakni Bondan Nusantara, yang telah wafat pada 22 April 2022 silam.
Pada gelaran kali ini, tema yang diangkat adalah pementasan dari naskah Bondan Nusantara yang terkenal, berjudul "Rembulan Wungu". Naskah ini bercerita latar Kerajaan Mataram saat masih di Pleret dan kesewenang-wenangan raja Amangkurat saat itu. Naskah itu bercerita tentang bagaimana melanggengkan kekuasaan dan bumbu romansa perempuan menjadi bagian yang akan diceritakan.
Pentas "Rembulan Wungu" disutradarai oleh Tejo Suyanto, seorang sutradara berpengalaman dalam menggarap karya seni tradisional Jawa. Dalam pementasan ini, penonton akan disuguhkan dengan talenta aktor dari tiga generasi yang dipimpin oleh para maestro Ketoprak, antara lain Widayat, Hargi Sundari, Sugiman, Dwi Nurseto, Eko Asmoro, Riyatmi, Dalijo Angkring, Dina Trinil, serta banyak pemain pendukung lainnya yang mendukung kelancaran dan keberhasilan pertunjukan ini.
Acara dibuka dengan sambutan hangat dari Ibu Purwiati, Kepala UPT Taman Budaya Yogyakarta, yang mengapresiasi kehadiran semua pihak yang turut serta dalam mensukseskan acara ini. Purwiati mengatakan bahwa Bondan Nusantara merupakan sosok yang sangat penting dalam dunia ketoprak di Indonesia. Sepanjang hidupnya, Bondan sangat aktif menulis naskah maupun menjadi sutradara pertunjukan.
"Bondan Nusantara di masa hidupnya sangat aktif menulis naskah pertunjukkan. Lebih dari 150 judul, kemudian sebagai sutradara ketoprak lebih dari 500 pementasan," tutur Kepala UPT TBY, Purwiati
Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi juga memberikan penghormatan atas karya Bondan Nusantara serta pentingnya melestarikan seni Ketoprak sebagai bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Indonesia.
"Dalam seni Ketoprak, kita menemukan kearifan lokal yang membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang identitas kita sebagai bangsa. Ternyata beliau sudah menyiapkan sedemikian rupa supaya kita tidak kehilangan atau ketinggalan karya-karya atau cara-cara beliau yang kemudian dalam banyak hal, dalam buku beliau disebut sebagai peternak ketoprak. Acara ini bukan hanya sekadar pementasan, tetapi sebuah perayaan atas warisan budaya yang harus kita jaga bersama." kata Dian Lakshmi Pratiwi.
Gelar Karya Maestro Ketoprak yang berlangsung kemarin malam merupakan sebuah momen yang mengesankan dalam sejarah seni pertunjukan di Indonesia. Dengan mengangkat karya Bondan Nusantara berjudul "Rembulan Wungu", acara ini bukan hanya menghibur, tetapi juga mengedukasi serta memupuk rasa cinta akan seni dan budaya bangsa. Semoga dengan adanya acara seperti ini, seni Ketoprak terus berkembang dan tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan budaya masyarakat Indonesia.
Dengan demikian, Gelar Karya Maestro Ketoprak kali ini tidak hanya sekadar pertunjukan, tetapi juga sebuah perayaan akan kekayaan seni dan budaya Nusantara yang patut dilestarikan dan dibanggakan.