(Yogyakarta, 10/9/2025) – Suasana halaman Taman Budaya Yogyakarta (TBY) pada Kamis siang kemarin dipenuhi energi dan warna. Rangkaian Fun Photography, yang menjadi bagian dari Pameran Fotografi Rana Budaya #3: Still Culture, sukses menghadirkan pengalaman seru bagi 40 peserta yang hadir.
Berbeda dengan sesi fotografi formal, Fun Photography kali ini memberi ruang bebas untuk bereksperimen. Para peserta tidak hanya memotret, tetapi juga berinteraksi dengan model dan pengunjung, menciptakan potret budaya yang hidup dan penuh ekspresi. Gaya spontan para model, tawa lepas peserta, dan suasana cair di halaman TBY menjadikan setiap jepretan kamera terasa istimewa.

Ketua penyelenggara, Sahite Firdaus, menegaskan bahwa kegiatan ini memang dirancang untuk membangun suasana santai dan interaktif. “Kami ingin menciptakan pengalaman fotografi yang tidak kaku. Peserta bisa bermain dengan kamera, berkomunikasi dengan model, dan merasakan atmosfer budaya yang kami hadirkan lewat pameran ini. Harapannya, fotografi terasa lebih dekat dengan siapa saja,” ujarnya.
Pameran fotografi tahunan Rana Budaya kali ini mengusung tema Still Culture, yang mengajak fotografer dan pengunjung untuk menangkap budaya dari perspektif yang lebih personal. Tidak heran, Fun Photography menjadi magnet tersendiri bagi penggemar fotografi, baik profesional maupun pemula, untuk mencoba hal baru.
Salah satu peserta, Roby, mengaku kegiatan ini memberinya pengalaman berbeda. “Biasanya kalau motret itu serius banget, harus cari angle bagus, pencahayaan pas. Di sini rasanya kayak main, tapi justru hasilnya lebih natural. Saya bisa lebih berani eksplor gaya motret dan belajar dari fotografer lain,” ungkapnya sambil memperlihatkan beberapa hasil jepretannya.

Penyelenggara juga mengapresiasi antusiasme tinggi para peserta. Dengan kuota terbatas, pendaftaran Fun Photography langsung penuh sejak dibuka. Selain menjadi ajang pembelajaran, kegiatan ini juga menjadi ruang pertemuan komunitas fotografer dari berbagai latar belakang.
Pameran Rana Budaya #3: Still Culture sendiri telah dibuka sejak awal September dan akan berlangsung hingga 13 September 2025. Tahun ini, pameran menampilkan 162 karya foto yang merekam perjalanan budaya dari berbagai sudut pandang. Pengunjung tidak hanya diajak menikmati karya, tetapi juga bisa aktif terlibat dalam beragam program interaktif seperti diskusi fotografi, workshop, hingga kegiatan fotografi langsung di lokasi.

Dengan berbagai rangkaian acara ini, Taman Budaya Yogyakarta terus memperkuat posisinya sebagai ruang seni dan budaya yang inklusif. “Kami berharap masyarakat tidak hanya menjadi penonton, tapi juga bagian dari proses berkarya. Budaya itu hidup dan bisa kita rayakan bersama, salah satunya lewat fotografi,” tutup Sahite.