(Yogyakarta, 20/10/2024) - Gedung Societit Militair Taman Budaya Yogyakarta menjadi saksi berlangsungnya Festival Teater DIY 2024 dengan tema "Tokoh Buruk Rupa Panji” pada tanggal 19-20 Oktober 2024. Festival ini berhasil menarik perhatian dengan menampilkan lima kontingen dari berbagai daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yaitu Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, Kota Yogyakarta, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kabupaten Sleman. Acara ini tidak hanya merupakan ajang kompetisi, tetapi juga menjadi platform untuk berbagi ide dan gagasan dalam pengembangan seni teater di wilayah tersebut.

Festival ini dihadiri oleh lima dewan juri berkompeten yang terdiri dari Nanang Arisona, M.Sn, Naomi Srikandi, Landung Simatupang, Irfanuddin Ghazali, dan Verry Handayani. Kehadiran mereka memberikan bobot tambahan pada penilaian dan menjadi simbol kualitas yang diharapkan dari pertunjukan-pertunjukan yang ditampilkan. Setiap juri membawa perspektif dan pengalaman yang berbeda, menciptakan suasana diskusi yang konstruktif di antara para peserta.

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Ibu Dian Lakshmi Pratiwi, SS., M.Si., dalam sambutannya menekankan pentingnya festival ini sebagai komitmen dari Dinas Kebudayaan seluruh kabupaten/kota di DIY, untuk bersama-sama memelihara SDM di bidang seni budaya khususnya teater.

"Festival ini bukan hanya sekadar kompetisi, tetapi juga menjadi titik temu, tempat bersanding, dan bersilaturahmi, di mana terjadi transfer ide dan gagasan untuk mengembangkan seni teater di Daerah Istimewa Yogyakarta," tutur ibu 

Lebih lanjut, ibu Dian Lakshmi Pratiwi, SS., M.Si., menyampaikan bahwa pengambilan tema Panji ini diharapkan akan mampu menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat, yang dapat dikontekstualisasikan dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari.

“Kami harapkan tema Panji ini akan menjadi sumur ide dan gagasan, yang dapat dikontekstualisasi dengan fenomena kehidupan sosial budaya di masyarakat saat ini,” tambah ibu Dian Lakshmi Pratiwi.

Festival ini memberikan kesempatan kepada setiap kontingen untuk mengekspresikan kreativitas mereka melalui berbagai pertunjukan yang unik dan menarik. Penampilan yang beragam ini tidak hanya mencerminkan kekayaan budaya Yogyakarta, tetapi juga menunjukkan kemampuan masing-masing kontingen dalam menyajikan cerita dan karakter yang kuat. Tema "Tokoh Buruk Rupa Panji" menjadi inspirasi bagi para peserta untuk mengeksplorasi berbagai aspek karakter dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita tersebut.

Dalam kompetisi kali ini, Kontingen Kabupaten Sleman berhasil meraih penghargaan sebagai Penyaji Terbaik 1 dengan pertunjukan berjudul "Ngathabagama." Keberhasilan ini membawa mereka pulang dengan piala bergilir, yang merupakan simbol prestasi dan pengakuan atas dedikasi mereka dalam seni teater. Kontingen Kota Yogyakarta menyusul sebagai Penyaji Terbaik 2, sementara Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, dan Kabupaten Gunung Kidul mendapatkan penghargaan sebagai Penyaji Terbaik 3, 4, dan 5.

Pengumuman itu disampaikan oleh Landung Simatupang, selaku salah satu juri dalam Festival Teater DIY 2024 ini, Minggu malam (20/10/2024) di Gedung Societet Militair Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Hari Minggu ini juga merupakan hari kedua dari perhelatan Festival Teater DIY 2024 yang berlangsung di TBY, dengan menampilkan kontingen Gunungkidul dan juga kontingen Sleman.

Tidak hanya terkait pemenang kontingen, Landung juga mengumumkan para pemenang individu, mulai dari Sutradara terbaik, penulis naskah terbaik, penata musik terbaik, aktor/aktris terbaik, tata artistik terbaik, serta ansambel terbaik 1 dan 2. Dari beberapa kategori individu tersebut, kabupaten Sleman tercatat masih mendominasi, dengan menyabet penghargaan Sutradara terbaik, artistik terbaik, serta penata musik terbaik.

Selain soal pengumuman pemenang, Nanang Arisona selaku juri utama, menyampaikan bahwa festival ini selayaknya dapat menghidupkan kembali komunitas-komunitas teater di berbagai pelosok daerah, sehingga bibit-bibit baru dapat terus bermunculan.

“Ketika komunitas (teater) di setiap daerah itu tidak tumbuh, maka tidak akan ada satu proses pembelajaran disana, tidak akan ada ruang eksplorasi, dan sebagainya. Maka disitulah kita tidak akan pernah sampai pada satu proses teknis yang kita harapkan bisa mengantarkan pertunjukan ini ke arah yang kita harapkan (memberikan value kepada audience),” ujar Nanang Arisona.

Melalui Festival Teater DIY 2024, diharapkan akan lahir banyak seniman teater baru yang siap mewarnai dunia seni pertunjukan di Indonesia. Semoga semangat berkarya yang ditunjukkan oleh para peserta dapat terus tumbuh dan menginspirasi generasi mendatang. Teater DIY, dengan segala keunikan dan keberagamannya, akan terus menjadi sorotan dan inspirasi bagi banyak orang.