(Yogyakarta, 25/07/2025) — Festival Dalang Anak dan Remaja, yang menampilkan pentas Wayang Kulit dan Wayang Golek, kembali mewarnai panggung seni tradisional Yogyakarta. Selama empat hari, dari tanggal 22 hingga 25 Juli 2025, kegiatan ini digelar di Gedung Societet Militair, Taman Budaya Yogyakarta, sebagai ruang ekspresi sekaligus pelestarian budaya bagi generasi muda.
Kegiatan ini diselenggarakan melalui kolaborasi antara Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY dan Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) DIY. Kategori Wayang Kulit dan Wayang Golek masing-masing diikuti oleh 10 peserta. Setiap kontingen terdiri dari 20 anggota, termasuk satu dalang dan tim pendukung yang terdiri atas para pengrawit dan waranggana.
Dalam sambutannya yang mewakili Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Warisan Budaya, Dwi Agung Hernanto, S.S., M.M., menyampaikan bahwa Festival Dalang Anak dan Remaja diharapkan menjadi ajang penting untuk mencetak generasi penerus sekaligus menjaga kesinambungan pelestarian seni pedalangan di Yogyakarta. Ia menegaskan bahwa meskipun zaman terus berkembang, hal tersebut tidak boleh menjadi penghalang bagi keberlangsungan wayang. Justru, perubahan zaman harus dimanfaatkan sebagai peluang untuk menjadikan seni tradisi ini tetap hidup dan relevan tanpa kehilangan nilai budaya serta identitasnya yang khas.
Festival ini menghadirkan dua kategori lomba, yakni dalang anak dan dalang remaja, yang masing-masing dinilai oleh tim juri yang berbeda. Untuk kategori dalang Wayang Kulit anak, penilaian dilakukan oleh para ahli di bidangnya, yaitu Bapak Udreka, M.Sn., Fani Rickiansyah, M.Sn., Bapak Bayu Aji Nugroho, M.Sn., Bapak Albertus Juang Perkasa selaku praktisi dalang, serta Bapak Sri Kawan, S.Sn. Sementara itu, kategori dalang Wayang Kulit remaja dinilai oleh jajaran juri yang tak kalah berpengalaman, yaitu Dr. Sukisno, M.Sn., Bapak Aneng Kiswantoro, M.Sn., Bapak Edi Suwondo, Bapak Utoro Widayanto, dan Bapak RM Altianto, seorang praktisi budayawan.
Penilaian untuk kategori dalang Wayang Golek anak dipercayakan kepada lima juri yang memiliki keahlian di bidang seni pertunjukan, yaitu Dr. Dewanto Sukistono, M.Sn., R. Yuwono, S.Kar., Dr. Eddy Pursubaryanto, Gunawan, S.Sn., dan Sulis Priyanto, S.Sn. Sementara itu, untuk kategori dalang Wayang Golek remaja, proses penjurian dilakukan oleh Dr. Tresno Santoso, S.Kar., Suharno, S.Sn., Retno Dwi Intarti, M.A., Raden Mas Kristiadi, S.Sn., serta Eko Purnomo Teguh Wibowo. Kehadiran para juri ini diharapkan mampu memberikan penilaian yang adil dan profesional sesuai dengan kualitas penampilan masing-masing peserta.
Pada hari pertama pelaksanaan Festival Dalang Anak dan Remaja 2025, empat peserta dari dua kabupaten menampilkan pertunjukan Wayang Kulit yang memukau. Mereka adalah R. Bagaskara Manjer Kawuryan dan Candya Pradipta dari Kabupaten Sleman, serta Anggara Pradipta Raehan Soesoko dan Januar Surya Prihatna dari Kabupaten Bantul. Masing-masing peserta membawakan lakon yang telah ditentukan panitia, yaitu Gatotkaca Wisuda untuk kategori dalang anak dan Palguna-Palgunadi untuk kategori dalang remaja. Meskipun mengangkat cerita yang sama, setiap dalang menghadirkan nuansa berbeda melalui gaya penceritaan, penguasaan panggung, serta kreativitas dalam pengolahan adegan dan dialog, sehingga masing-masing pertunjukan memiliki kekhasan tersendiri.
Acara berlanjut ke hari kedua dengan menghadirkan enam peserta dari tiga kabupaten/kota. Mereka adalah Reyvid Harjunatama dan Danendra Bintang Ramadhan dari Kabupaten Gunungkidul, Rafael Windrasto Satrio Adhi dan Pramuditya Ahimsa Untoro dari Kota Yogyakarta, serta Tito Zhavier Bryantara dan Djanggan Purba Djati dari Kabupaten Kulon Progo. Penampilan para peserta di hari kedua ini tak kalah seru dan penuh semangat dibandingkan hari sebelumnya. Masing-masing dalang menunjukkan kemampuan membawakan cerita dengan penguasaan panggung yang kuat, didukung iringan musik gamelan yang merdu dan harmonis, sehingga menciptakan suasana pertunjukan yang hidup dan menghibur.
Memasuki hari ketiga pelaksanaan Festival Dalang Anak dan Remaja 2025, giliran pertunjukan Wayang Golek yang mengambil alih panggung. Sama seperti kategori sebelumnya, setiap peserta membawakan lakon yang sama—namun dengan penyampaian yang beragam sesuai kreativitas masing-masing dalang. Untuk kategori anak, lakon yang dibawakan adalah Marmaya–Marmadi, sedangkan kategori remaja menampilkan lakon Jobin Balik. Penampil hari ketiga terdiri dari Anggara Gusti Bramastha HW dan Muhammad Zaky Kaditama dari Kabupaten Sleman, Limpad Budya Asmara dan Raka Wresniwira Purnama Aji dari Kabupaten Bantul, serta Hasnan Fathul Rafa dan Bima Prasetyo dari Kabupaten Gunungkidul. Antusiasme para peserta di hari ketiga ini terasa begitu tinggi, dengan pembawaan cerita yang penuh semangat dan penghayatan yang kuat.
Hari terakhir menjadi momen penutup yang tak kalah berkesan. Empat peserta dari dua kabupaten/kota menutup rangkaian pertunjukan dengan penuh semangat, yaitu Ivo Lantang Sang Kesawa dan Keefe Juris Privian dari Kota Yogyakarta, serta Eifel Adnandhiya Dhimas Nugroho dan Restu Angga Saktiawan dari Kabupaten Kulon Progo. Penampilan para dalang muda ini menjadi penutup yang memikat, menunjukkan dedikasi dan kecintaan mereka terhadap seni pedalangan.
Sebagai penutup festival, Paguyuban Ringgit Wiromo Putro dari Kabupaten Bantul turut menampilkan pertunjukan khusus. Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, S.S., M.A., secara resmi menutup kegiatan ini. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak, khususnya PEPADI DIY dan jajarannya di kabupaten/kota yang telah mendukung regenerasi dalang muda. “Kami berharap Festival Dalang ini mampu melahirkan bibit-bibit potensial dan unggul yang kelak bisa menciptakan maestro dalang bagi Yogyakarta di masa depan,” tuturnya penuh harap.
Setelah melalui proses penilaian yang ketat dan diskusi mendalam bersama para juri, tibalah saat yang ditunggu-tunggu, yaitu pengumuman para pemenang Festival Dalang Anak dan Remaja 2025.
Pemenang Festival Dalang 2025:
Dalang Wayang Kulit Anak:
Tito Zhavier Bryantara (Kulon Progo) – 6.200
Reyvid Harjunatama (Gunungkidul) – 6.150
Anggara Pradipta Raehan Soesoko (Bantul) – 6.125
R. Bagaskara Manjer Kawuryan (Sleman) – 5.835
Rafael Windrasto Satrio Adhi (Kota Yogyakarta) – 5.715
Dalang Wayang Kulit Remaja:
Candya Pradipta (Sleman) – 6.530
Djanggan Purba Djati (Kulon Progo) – 6.320
Januar Surya Prihatna (Bantul) – 6.165
Danendra Bintang Ramadhan (Gunungkidul) – 6.050
Pramuditya Ahimsa Untoro (Kota Yogyakarta) – 5.635
Dalang Wayang Golek Anak:
Eifel Adnandhiya Dhimas Nugroho (Kulon Progo) – 6.150
Limpad Budya Asmara (Bantul) – 6.070
Ivo Lantang Sang Kesawa (Kota Yogyakarta) – 5.995
Hasnan Fathul Rafa (Gunungkidul) – 5.950
Anggara Gusti Bramastha HW (Sleman) – 5.855
Dalang Wayang Golek Remaja:
Restu Angga Saktiawan (Kulon Progo) – 6.580
Raka Wresniwira Purnama Aji (Bantul) – 6.525
Muhammad Zaky Kaditama (Sleman) – 6.285
Bima Prasetyo (Gunungkidul) – 6.120
Keefe Juris Privian (Kota Yogyakarta) – 5.775
Para pemenang dari kategori remaja akan mewakili DIY pada Festival Dalang Tingkat Nasional. Sementara itu, peserta kategori anak berkompetisi di tingkat provinsi. Para dalang remaja yang terpilih masih memiliki waktu sekitar satu setengah bulan untuk mempersiapkan penampilan terbaik mereka sebelum berlaga di tingkat nasional.
Festival Dalang Anak dan Remaja se-DIY 2025 resmi ditutup dengan penuh kesan. Ajang ini membuktikan bahwa generasi muda Yogyakarta memiliki potensi luar biasa dalam melestarikan dan mengembangkan seni pedalangan. Lebih dari sekadar lomba, festival ini menjadi sarana pembinaan dan pewarisan budaya yang sangat penting, dan diharapkan terus berlanjut untuk mencetak dalang-dalang unggul di masa depan.