(Yogyakarta, 15/11/2024) – Dalam rangka menyambut Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Yogyakarta, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersama Majelis Luhur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Indonesia (MLKI) menggelar acara Umbul Donga pada Jumat, 15 November 2024. Bertempat di Pendapa Dinas Kebudayaan DIY, acara ini dihadiri 150 orang perwakilan penghayat kepercayaan dari lima kabupaten/kota di DIY.

Acara yang digelar dengan penuh khidmat ini mengusung tema doa bersama untuk ketenteraman masyarakat Yogyakarta menjelang Pilkada. Momen ini tidak hanya menjadi wadah bagi para penghayat kepercayaan untuk berdoa bersama, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan yang mengharapkan proses pemilihan berjalan dengan lancar, damai, dan penuh manfaat bagi masyarakat.

Sekretaris Dinas Kebudayaan DIY, Cahyo Widavat, dalam sambutannya menekankan pentingnya acara ini sebagai bentuk dukungan terhadap proses demokrasi di DIY. "Doa bersama ini memiliki arti penting, mengingat Pilkada akan menentukan arah masa depan daerah dan bangsa," ujar Cahyo Widayat.

Cahyo menambahkan bahwa dalam acara ini, pihaknya bekerja sama dengan MLKI, seluruh paguyuban, dan para penghayat kepercayaan untuk memanjatkan doa agar Pilkada di Yogyakarta dapat berjalan tanpa hambatan. Harapannya, pemimpin yang terpilih nantinya mampu membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Yogyakarta.

Bambang Purnomo, Ketua Presidium Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia DIY, turut mengapresiasi upaya Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan)  DIY dalam memfasilitasi acara tersebut. Menurut Bambang, Umbul Donga tidak hanya menjadi ajang doa, tetapi juga mencerminkan kepedulian negara terhadap keberadaan penghayat kepercayaan. 

"Kami terus berdoa agar negara selalu berada dalam keadaan yang lebih baik, doa bersama ini menjadi wujud nyata dari rasa peduli terhadap kondisi sosial dan politik yang sedang berlangsung, serta sebagai upaya menjaga kestabilan dan keharmonisan di tengah masyarakat,” tutur Bambang.

Umbul Donga bukan sekadar doa yang dipanjatkan dalam keheningan, melainkan sebuah perwujudan nilai kebersamaan yang mengutamakan persatuan dalam keberagaman. Meskipun Indonesia dikenal dengan keberagaman agama dan kepercayaan, acara seperti ini menunjukkan bahwa masyarakat Yogyakarta tetap mampu hidup berdampingan dalam kedamaian. Hal ini penting untuk selalu dijaga, terutama dalam menghadapi momen-momen penting seperti pemilu yang sering kali dapat memicu perbedaan pendapat.

Pilkada sendiri adalah sebuah perhelatan demokrasi yang menentukan siapa yang akan memimpin daerah dan mengatur kebijakan yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga agar proses ini berlangsung dengan damai dan penuh harapan sangatlah penting. Dalam konteks inilah, acara Umbul Donga mengingatkan kita tentang pentingnya peran serta seluruh elemen masyarakat, tak terkecuali para penghayat kepercayaan yang ikut berkontribusi dalam doa untuk kemajuan daerah.

Selain itu, Umbul Donga juga mencerminkan semangat gotong royong yang selama ini menjadi ciri khas masyarakat Yogyakarta. Ini adalah momen di mana warga dari berbagai latar belakang budaya dan keyakinan berkumpul, bersatu dalam satu tujuan mulia, mewujudkan kesejahteraan dan keharmonisan di tanah air. Dalam doa yang dipanjatkan, tersirat harapan agar proses pemilihan berlangsung tanpa gesekan sosial dan politik yang bisa merusak ketenteraman bersama.

Penting untuk dicatat bahwa keberadaan penghayat kepercayaan di Indonesia, termasuk di DIY, telah diakui dan dihormati, meskipun dalam perjalanan panjang mereka sempat mengalami tantangan untuk mendapatkan pengakuan. Umbul Donga menjadi simbol bahwa Indonesia mengedepankan pluralitas dan mengakui setiap elemen masyarakat, termasuk penghayat kepercayaan yang selama ini sering kali berada di luar arus utama.

Ke depan, acara seperti Umbul Donga bisa menjadi contoh baik tentang bagaimana nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan saling menghormati dapat memperkuat persatuan bangsa. Sebagaimana yang disampaikan oleh Cahyo Widavat, harapan besar diletakkan pada pemimpin yang akan terpilih, agar dapat memimpin Yogyakarta dengan bijaksana, membawa kedamaian, serta memprioritaskan kepentingan rakyat banyak.

Dalam suasana yang penuh harapan ini, masyarakat Yogyakarta kembali diingatkan akan pentingnya menjaga kebersamaan demi tercapainya kehidupan yang lebih sejahtera dan damai, baik pada saat Pilkada maupun dalam kehidupan sehari-hari. Umbul Donga bukan hanya doa, tetapi juga wujud nyata dari keinginan bersama untuk masa depan yang lebih baik.