Yogyakarta (23/7/2024) - Taman Budaya Yogyakarta menjadi saksi dari kegemilangan seni musik orkestra melalui acara bertajuk 'Kumandang Kidung Bocah'. Antusiasme masyarakat terlihat jelas sejak sore hari, di mana ribuan penonton berbondong-bondong memadati lobby Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta untuk menyaksikan pertunjukan istimewa ini. Acara ini sekaligus juga untuk memperingati Hari Anak nasional.
Acara yang dihelat sebagai bagian dari program pengembangan seni musik oleh Taman Budaya Yogyakarta ini menampilkan repertoar lagu-lagu anak-anak yang telah menjadi bagian dari nostalgia banyak generasi. Mulai dari "Tak Lela Lela Ledhung", "Lir-Ilir", hingga "Padhang Bulan", setiap lagu memiliki daya tariknya sendiri yang mampu membangkitkan kenangan manis masa kecil.
Dalam sambutanya, Purwiati, Kepala Taman Budaya Yogyakarta,menekankan pentingnya acara 'Kumandang Kidung Bocah' sebagai upaya untuk melestarikan kebudayaan dan pendidikan anak-anak di Indonesia. Beliau mengungkapkan pentas orkestra ini bentuk dari keprihatinan terhadap dominasi lagu-lagu dewasa yang tidak layak bagi anak-anak, yang sering kali mendominasi media dan ruang publik saat ini.
"Sajian orkestra malam ini memang memiliki tujuan yang sangat penting bagi generasi sekarang," ujar Purwiati dengan tegas. "Dengan menghadirkan 19 lagu tembang Jawa anak yang tidak hanya sebagai alternatif tontonan, tetapi juga sebagai tuntunan yang mempunyai makna filosofis serta mampu menumbuhkan dan mengembangkan budi pekerti anak-anak Indonesia."
Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakmi Pratiwi menekankan bahwa pilihan repertoar lagu-lagu anak-anak yang ditampilkan dalam acara ini tidak semata-mata untuk hiburan belaka, tetapi juga sebagai upaya untuk memberikan pemahaman akan nilai-nilai budaya lokal yang lekat dengan kearifan lokal Jawa. Dengan demikian, acara ini diharapkan dapat menjadi sarana edukasi yang memperkaya wawasan dan mendidik nilai-nilai positif kepada generasi muda.
"Bahwa melalui seni musik orkestra, kita dapat menginspirasi anak-anak untuk tetap mencintai dan memahami nilai-nilai tradisional yang kita warisi," tambah Dian Laksmi dengan penuh semangat. "Kami berharap, 'Kumandang Kidung Bocah' tidak hanya memberikan pengalaman seni yang memukau, tetapi juga menghidupkan kembali keindahan tembang anak-anak yang sering kali terabaikan."
Pentas orkestra ini dipimpin oleh konduktor terkemuka, Guntur Nur Puspito, yang berhasil mengarahkan harmoni indah dari musisi-musisi berbakat. Pengisi vokal juga tidak kalah memukau, dengan kehadiran Doni Saputro, Okki Kumala, Paksi Raras Alit, Silir Wangi, dan Pandika Kamajaya yang sukses menambah nuansa emosional dalam setiap penampilan.
Tidak hanya itu, para performer seperti Kinanti Sekar Rahina, Asita Kaladewa, dan Art For Children Taman Budaya Yogyakarta turut menyemarakkan panggung dengan penampilan atraktif mereka. Mereka berhasil menghidupkan setiap lagu dengan gerakan dan ekspresi yang memikat, sehingga menciptakan pengalaman teatrikal yang tak terlupakan bagi para penonton.
Acara 'Kumandang Kidung Bocah' tidak hanya sekadar pertunjukan musik, tetapi juga sebuah persembahan seni yang membangkitkan nostalgia dan menghantarkan penonton pada perjalanan melalui masa kecil mereka. Dengan antusiasme yang begitu besar dari masyarakat, acara ini menjadi bukti betapa pentingnya keberadaan seni musik dalam memperkaya dan merajut keberagaman budaya di Yogyakarta.